"Kekeringan sudah melanda seluruh kabupaten kota. Cuma beda-beda seperti di Kabupaten Gorontalo ada 7 Kecamatan, Gorontalo Utara 4 Kecamatan, Bone Bolango 5 Kecamatan, Pohuwato 2 Kecamatan, Boalemo 2 Kecamatan, Kota 1 Kecamatan. Yang parah di Kabupaten Gorontalo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Provinsi Gorontalo, Sumarwoto, saat diwawancara wartawan, Selasa (17/9/2019).
Menurut Sumarwoto, penetapan siaga darurat kekeringan sudah di tetapkan saat dilakukan rapat, Senin (16/9/2019) di aula Gubernur. Rapat tersebut dihadiri semua pihak terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya status itu, semua unsur di baik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar membantu masyarakat yang berdampak kekeringan.
"Gubernur juga memerintahkan agar seluruh jajaran pemprov dan pemerintah kabupaten kota untuk segera memberikan bantuan air bersih bekerjasa dengan perusanah air minum. Pihak BPBD membantu dalam armada penyaluran bersih dan kita menyediakan tong penampungan air bersih," lanjutnya.
Dia juga mengaku, tidak hanya krisis air bersih. Kemarau yang terjadi sejak akhir Juli berdampak pada kebakaran hutan.
"Kebakaran hutan terjadi secara seporadis. Di Pohuwato ada 4 titik alhamdulillah sudah dipadamkan. Gorontalo utara ada 2 titik dan juga dipadamkan. Selasa tadi juga saya dapa informasi ada kebakaran di Suwawa masih kita cek," ungkap Sumarwoto.
Untuk status siaga darurat kekeringan belum tahu kapan akan berakhir. Data dari BMKG curah hujan akan terjadi pada akhir bulan Oktober.
"Kepala BMKG Gorontalo dalam rapat kemarin menyatakan prediksi kekeringan sampai minggu ketiga bulan Oktober. Mudah-mudahan tidak begitu sampai sebulan," harap Sumarwoto. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini