"Ya memang itu (speed gun) salah satu rekomendasi kita. Memang harus begitu (diterapkan speed gun)," ucap Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar Kompol Efos Satria Wisnuwardana saat dihubungi, Rabu (11/9/2019).
Menurut Efos, penerapan speed gun atau alat pengukur kecepatan kendaraan bermotor ini memang diperlukan di Cipularang, khususnya di Km 90-100. Sebab, sambung dia, kontur jalan di lokasi itu menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efos mengatakan selama ini pihaknya juga sudah mencoba menggunakan speed gun. Namun speed gun yang dimiliki polisi masih portabel dan digunakan secara manual.
"Selama ini kita lakukan, kita kan punya speed gun. Tapi kan portabel, manual. Nggak mungkin kita terus tongkrongin," ujar Efos.
Menurutnya, speed gun permanen diperlukan dipasang di ruas Cipularang. Penyediaan perangkat mulai dari speed gun hingga kamera pengawas atau CCTV menjadi kewenangan Jasa Marga dan Dinas Perhubungan.
"Penindakan oleh kita. Bagus-bagus nanti bisa terfoto (kendaraan), sehingga kita kirim tilang," kata Efos.
Baca juga: Truk-truk Terguling di KM 90-an Cipularang |
Kecelakaan di ruas tol Cipularang Km 90-an sudah terjadi dua kali dalam waktu berdekatan. Insiden pertama melibatkan 20 kendaraan dan 8 orang meninggal dunia di Km 91. Kecelakaan kembali terjadi kemarin, yang menyebabkan sejumlah orang mengalami luka.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merespons adanya kecelakaan berulang di Tol Cipularang. Budi menyarankan penerapan speed gun di ruas tol tersebut. (dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini