"Terkait apa yang disampaikan Bung Sirajuddin sepertinya beliau sedang berhalusinasi, dan masih belum bisa move dengan problematika masa lalu organisasi kepemudaan yang dipimpin oleh beliau," kata Maman kepada wartawan, Minggu (8/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Maman meminta Sirajuddin tidak membawa masalah pribadi ke lingkup internal partai. Anggota Komisi VII DPR RI ini juga tak lupa mendoakan Sirajuddin.
"Saran saya, perbanyak istigfar dan jangan bawa kekecewaan maupun traumatik berkepanjangan di organisasi kepemudaan yang pernah dipimpin beliau ke Partai Golkar dan juga saya doakan semoga sehat serta bahagia selalu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Sirajuddin menilai, dengan pola kepemimpinan Airlangga yang otoriter dan diskriminatif, Golkar telah menjadi partai yang minimalis. Sirajuddin kemudian memaparkan hal-hal yang menurutnya terjadi di lingkup internal Golkar saat ini, dari drama perebutan kantor DPP, pengerahan preman, hingga ritual sumpah dukungan pencalonan Airlangga sebagai caketum Golkar.
"Sejarah memang mencatat bahwa Partai Golkar sarat pengalaman. Tetapi fakta bahwa hari-hari ini Golkar tak bisa mengurus dirinya sendiri tak dapat ditutup-tutupi lagi. Semua masalah itu bersumber dari kepemimpinan yang lemah dan kekanak-kanakan," sebutnya.
Dia menyebut harus ada mekanisme partai yang dijalankan agar masalah yang ada menjadi selesai. Menurut Sirajuddin, musyawarah luar biasa (munaslub) merupakan salah satu opsi yang bisa dilakukan.
"Kemungkinan ini harus dicegah melalui mekanisme partai. Kalau opsi munas dihalang-halangi, opsi munaslub menjadi pilihan yang tak bisa dihindari. Demi dan untuk kejayaan Partai Golkar, munaslub halal hukumnya untuk mengakhiri kepemimpinan Partai Golkar yang otoriter dan diskriminatif seperti sekarang ini," ujar Sirajuddin.
Simak Video Pengurus Golkar Jabar Disumpah Dukung Airlangga Tuai Protes:
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini