RUU Ekstradisi Resmi Dicabut, Aktivis Hong Kong: Sudah Terlambat!

RUU Ekstradisi Resmi Dicabut, Aktivis Hong Kong: Sudah Terlambat!

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 04 Sep 2019 18:18 WIB
Pengumuman pencabutan RUU ekstradisi oleh Carrie Lam disiarkan televisi Hong Kong (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Hong Kong - Para aktivis dan anggota parlemen Hong Hong memberikan tanggapan negatif atas pencabutan resmi rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi oleh pemimpin eksekutif, Carrie Lam. Mereka menyebut pencabutan ini sangat terlambat karena diputuskan tiga bulan setelah krisis menyelimuti Hong Kong.

Seperti dilansir CNN dan Reuters, Rabu (4/9/2019), keputusan untuk memenuhi salah satu tuntutan penting demonstran pro-demokrasi Hong Kong akhirnya diambil Lam pekan ini, setelah beberapa bulan terakhir menolak untuk secara resmi dan permanen mencabut RUU ekstradisi yang kontroversial itu.

Pada Juni lalu, Lam menangguhkan RUU yang mengizinkan ekstradisi tersangka ke China daratan, yang pengadilannya dikendalikan oleh Partai Komunis. Penangguhan itu diputuskan setelah lebih dari 1 juta orang turun ke jalanan Hong Kong untuk memprotes RUU tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penangguhan itu tidak memuaskan para demonstran yang menginginkan pencabutan secara menyeluruh. Diketahui bahwa pencabutan secara menyeluruh akan mengembalikan RUU itu kepada proses legislatif awal, sedangkan penangguhan berarti pembahasan RUU itu bisa kembali dilanjutkan kapan saja.

Dalam pernyataan via televisi pada Rabu (4/9) waktu setempat, Lam akhirnya secara resmi mengumumkan pencabutan RUU ekstradisi.

"Pemerintah akan secara resmi mencabut RUU itu demi sepenuhnya menenangkan kekhawatiran publik. Sekretaris untuk Keamanan akan mengajukan mosi sesuai dengan Aturan Prosedur ketika Dewan Legislatif (parlemen Hong Kong) dilanjutkan (usai reses)," tegas Lam dalam pernyataan yang disebut Associated Press sebagai 'tayangan pre-recorded'.

"Setelah lebih dari dua bulan terjadi kerusuhan sosial, sangat jelas bagi banyak orang bahwa ketidakpuasan telah meluas di luar RUU. Ketidakpuasan itu melingkupi isu politik, ekonomi dan sosial," imbuhnya.

Menanggapi pernyataan terbaru Lam, anggota parlemen Hong Kong yang pro-Beijing, Michael Tien, menyebut pencabutan itu sangat terlambat. "Saya meyakini pencabutan RUU ini ... mungkin terlalu terlambat karena gerakan ini telah menjadi lebih dari sekadar RUU," sebutnya.

"Banyak orang lupa soal apa RUU itu. Ini telah menjadi bentrokan antara polisi dan demonstran. Jika pemerintah memutuskannya (pencabutan RUU) pada Juni, itu (unjuk rasa) mungkin akan berhenti. Membentuk komisi independen menjadi hal 100 persen yang harus dilakukan pemerintah. Itu harus menjadi fokus. Komisi harus menyelidiki polisi dan demonstran," cetus Tien.


Aktivis terkemuka Hong Kong, Joshua Wong, juga menyebut pencabutan ini sangat terlambat. Dia juga menyerukan agar Lam memenuhi lima tuntutan demonstran, bukan hanya satu saja, seperti yang baru diumumkan.

"Sudah terlambat sekarang -- respons Carrie Lam muncul setelah tujuh nyawa dikorbankan, lebih dari 1.200 demonstran ditangkap, yang kebanyakan dianiaya di kantor-kantor polisi," tegas Wong dalam pernyataan via Twitter.

"Kegagalan Carrie Lam yang berulang-ulang dalam memahami situasi telah membuat pengumuman ini sama sekali tidak menyentuh -- Dia harus memenuhi SELURUH Lima Tuntutan: HENTIKAN PENUNTUTAN, BERHENTI MENYEBUT KAMI PERUSUH, PENYELIDIKAN INDEPENDEN TERHADAP POLISI dan PEMILU BEBAS!" tulisnya.


Respons senada juga disampaikan anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong, Claudia Mo. "Kami butuh seluruh lima tuntutan, kerusakan sudah terjadi. Dia (Lam) seharusnya menggunakan kata 'pencabutan' dan itu akan bisa menenangkan masyarakat, sekarang sangat terlambat," ucapnya.

Presiden Serikat Mahasiswa Hong Kong Education University, Leung Yiu Ting, juga menyerukan hal serupa. "Hingga lima tuntutan dipenuhi, saya pikir unjuk rasa dan gerakan sosial tidak akan berhenti. Saya pikir dia tidak memiliki waktu yang tepat untuk mengumumkan pencabutan tersebut, sekarang sudah sangat terlambat," sebutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads