"Ya saya kan manusiawi pasti kita menghilangkan jejak. Jangan di-judge terus-terusan saya ada niat membakar," kata Aulia dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Aulia menegaskan, dia berpikiran untuk membakar kedua jasad itu di garasi rumahnya. Dia membuat skenario terjadinya kebakaran karena tangki mobil bocor dan saat itu Dana sedang merokok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemikiran Aulia itu dirundingkan lagi oleh para eksekutor yang dia sewa. Eksekutor itu disebutnya menyarankan untuk membakar kamar Dana dan Edi, lalu membakar garasi mobil.
"Memang murni saya mau di garasi tidak sampai memasang obat nyamuk di atas. Awalnya saya nggak berpikir memasang di kamar Dana atau di kamar saya sendiri," kata Aulia.
Setelah itu, kedua eksekutor membakar obat nyamuk yang tersambung dengan kain dan bensin. Namun kebakaran hanya terjadi di kamar Dana, yang berada di lantai 2.
"Setelah perencanaan itu, Allah berkehendak lain karena garasi itu nggak kebakar, tapi di atas itu terbakar. Keterangan eksekutor dia sempat mematikan obat nyamuk, tapi saya lihat sendiri dinyalakan lagi kok," jelas Aulia.
Setelahnya, karena mengetahui jasad suami dan anak tirinya tidak terbakar, Aulia kembali ke rumah dan menghubungi eksekutor untuk meminta masukan. Kedua eksekutor itu menyuruh Aulia dan Kelvin membuang dua jenazah itu ke tempat yang jauh.
Dari sanalah skenario kedua dijalankan Aulia. Bersama Kelvin, yang merupakan anaknya, Aulia membawa dua jasad itu ke Sukabumi dan membakarnya di dalam mobil. Maksud pembakaran itu agar seolah-olah Pupung dan Dana mengalami kecelakaan. (sam/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini