Hong Kong - Ratusan mahasiswa dan siswa sekolah menengah di Hong Kong nekat membolos demi ikut dalam unjuk rasa antipemerintah pada Senin (2/9) waktu setempat. Sebagian menggelar aksi di luar kampus dan sekolah masing-masing.
Seperti dilansir
Reuters, Senin (2/9/2019), ratusan mahasiswa berkumpul di luar Chinese University of Hong Kong, salah satu universitas terbesar di kota tersebut, secara bergiliran memberikan pidato dari panggung dengan backdrop warna hitam dengan tulisan berbunyi 'Students in Unity Boycott for our City'.
"Saya datang ke sini untuk memberitahu yang lain bahwa setelah liburan musim panas berakhir, kita tidak kembali pada kehidupan normal kita, kita harus terus berjuang untuk Hong Kong," ucap salah satu mahasiswa berusia 19 tahun yang minta disebut sebagai Chan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi protes ini membangunkan saya untuk lebih peduli soal masyarakat dan peduli pada mereka yang tanpa suara," imbuhnya.
Foto-foto yang diposting ke media sosial menunjukkan barisan siswa sekolah menengah yang masih remaja berjajar di luar sekolah mereka sambil membawa poster bertuliskan tuntutan demonstran antipemerintah.
Aksi semacam ini digelar saat kegiatan perkuliahan dan belajar-mengajar baru dimulai pada Senin (2/9) waktu setempat usai liburan musim panas. Para mahasiswa dan siswa memboikot aktivitas perkuliahan dan kegiatan belajar mengajar demi ikut demo.
Kepala Sekretaris Pemerintah Hong Kong, Matthew Cheung, menegaskan kepada wartawan setempat bahwa sekolah bukan tempat untuk berunjuk rasa.
Diketahui bahwa pada Minggu (1/9) waktu setempat, sedikitnya 25 penerbangan di Bandara Internasional Hong Kong dibatalkan setelah para demonstran memblokir ruas jalan menuju bandara. Aksi pemblokiran terjadi setelah polisi berhasil menghalangi para demonstran untuk menduduki terminal bandara.
Sehari sebelumnya, atau Sabtu (31/8) waktu setempat, sekelompok demonstran garis keras memicu kerusuhan di pusat kota Hong Kong. Mereka melakukan pembakaran di luar gedung parlemen dan melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berjaga. Polisi terpaksa melepas tembakan gas air mata dan meriam air yang mengandung pewarna kimia untuk membubarkan demonstran yang anarkis. Tongkat pemukul juga digunakan.
Awal pekan ini, demonstran menyerukan mogok kerja massal, namun kebanyakan orang tetap menjalankan aktivitas normal, pertokoan tetap buka, layanan kereta beroperasi dan para pekerja berangkat ke kantor seperti biasa. Beberapa demonstran yang anarkis pun kembali beraksi dengan melakukan vandalisme dan mengganggu layanan kereta bawah tanah pada jam-jam sibuk pagi hari. Puluhan demonstran ditangkap terkait aksi yang mengganggu ketertiban umum ini.
Unjuk rasa di Hong Kong yang berawal sebagai protes terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mengatur ekstradisi tersangka ke China daratan, kini meluas menjadi seruan untuk reformasi demokrasi. Dalam aksi protes yang sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir, para demonstran menuntut agar RUU ekstradisi dicabut secara permanen dan penyelidikan independen digelar terhadap taktik polisi dalam menangani unjuk rasa.
 Para siswa sekolah menengah di Hong Kong membolos demi ikut unjuk rasa Foto: AP Photo |
Demonstran juga menginginkan agar warga Hong Kong diperbolehkan memilih sendiri pemimpin serta anggota parlemen yang mewakili mereka.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini