Hong Kong - Kepolisian
Hong Kong menangkap sedikitnya 63 demonstran terkait aksi vandalisme dan aksi anarkis di dua stasiun kereta bawah tanah tersibuk di kota tersebut. Aksi ini terjadi setelah
demonstran Hong Kong memblokir ruas jalan menuju bandara yang berdampak pada terganggunya operasional bandara.
Seperti dilansir
South China Morning Post dan
Associated Press, Senin (2/9/2019), Inspektur Tsui Suk-yee dalam konferensi pers menyebut 63 demonstran telah ditangkap di stasiun Mass Transit Railway (MTR) Prince Edward dan stasiun MTR Mong Kok. Mereka yang ditangkap yang terdiri dari 54 pria dan 9 wanita, yang berusia antara 13 tahun hingga 36 tahun.
Kedua stasiun yang ada di wilayah Kowloon itu ditutup sementara sejak Minggu (1/9) waktu setempat, setelah aksi vandalisme terjadi pada Sabtu (31/8) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Tsui bahwa orang-orang itu ditangkap atas tuduhan melakukan tindak pidana perusakan, kepemilikan senjata ofensif, berkumpul secara ilegal dan memiliki bahan peledak. Penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung dan polisi menyatakan lebih banyak penangkapan masih mungkin terjadi.
Tsui menambahkan bahwa seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun ditangkap setelah kedapatan membawa dua bom molotov dan dua pemantik api di stasiun MTR Prince Edward.
Dalam konferensi pers, Kepolisian Hong Kong tidak meminta maaf atas aksi kasar mereka saat mengamankan demonstran yang anarkis. Diketahui bahwa polisi terekam kamera sedang mengejar para demonstran di dalam kereta yang sedang berhenti, memukuli mereka dengan tongkat dan menyemprotkan semprotan merica ke arah mereka. Langkah itu memancing kemarahan publik karena membahayakan penumpang sipil yang juga ada di dalam kereta, namun polisi menegaskan personelnya bisa membedakan demonstran dengan penumpang sipil.
Pada Minggu (1/9) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, sedikitnya 25 penerbangan di Bandara Internasional Hong Kong dibatalkan setelah para demonstran memblokir ruas jalan dan akses transportasi publik menuju bandara. Aksi ini terjadi setelah polisi menghalangi demonstran menduduki terminal bandara.
Usai meninggalkan bandara, beberapa demonstran yang radikal melakukan vandalisme di stasiun kereta bawah tanah setempat. Mereka merusak pintu putar, memecahkan kamera CCTV dan tiang-tiang lampu di dalam stasiun.
Dalam aksi terbaru pada Senin (2/9) pagi waktu setempat, para demonstran melakukan aksi yang mengganggu layanan kereta bawah tanah Hong Kong. Sejumlah demonstran yang berpakaian serba hitam sengaja berdiri di antara pintu kereta bawah tanah, mencegah pintu itu menutup secara otomatis.
Demonstran lainnya dengan sengaja meletakkan payung di tengah-tengah pintu kereta yang menutup. Aksi semacam ini dilakukan di sejumlah stasiun kereta bawah tanah Hong Kong lainnya. Dampaknya, sistem layanan kereta bawah tanah di Hong Kong mengalami penundaan besar-besaran.
Puluhan personel kepolisian antihuru-hara dikerahkan ke stasiun-stasiun bawah tanah untuk mengamankan situasi. Para demonstran berupaya menghindari polisi dengan bergerak secara cepat antara satu stasiun dengan stasiun lainnya.
Laporan
Associated Press menyebut bahwa polisi di stasiun Lok Fu memukuli demonstran dengan tongkat dan menangkap satu demonstran di antaranya. Tiga demonstran lainnya ditangkap polisi di stasiun Lai Kong.
Simak Video "Kawal Aksi Demo, 21 Polisi Hong Kong Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini