"Beliau (Jokowi) menegaskan komitmen untuk pembangunan Jakarta tidak berubah, jalan terus. Lalu saya sampaikan agenda urban region-nya adalah, pertama, soal perumahan. Dua, soal transportasi. Tiga, soal air bersih. Empat, soal pengelolaan air limbah," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Soal pembangunan transportasi, Anies mencontohkan soal peningkatan layanan transportasi kereta api dan bus. "Dan transportasi ada sub-nya transportasi kereta api, transportasi darat bus kemudian sampai mikro bus. Kemudian juga untuk pembangunan fasilitas utilitas di kita," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dan hari Selasa pekan lalu kita rapatkan di kantor wapres bersama Ibu Menteri Keuangan, Bapak Menteri Bappenas, Menteri Perhubungan, dengan Pemprov DKI sudah sampai level teknis. Teknis itu artinya, anggaran-anggaran per item sudah ada. Kemudian sumbernya empat, ada APBD, APBN, ada investasi, ada (APBU) kerja sama," ucap Anies.
Selanjutnya, pembangunan ditargetkan selesai pada tahun 2030. Anies menjelaskan pembangunan dibagi menjadi tiga fase, yaitu 2019-2022, 2022-2025, dan 2025-2030.
"Tetap targetnya dibagi 3 fase. Fase pertama sampai tahun 2022. Fase kedua 2022 sampai 2025. Fase ketiga 2025 sampai 2030," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan meski ibu kota pindah, Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan perdagangan. Ia menambahkan usulan dari Pemprov DKI tentang rancangan anggaran untuk pembangunan infrastruktur hingga 2030 sebesar Rp 571 triliun juga tetap dilakukan.
"Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan jadi pusat bisnis, perdagangan, jasa berskala regional dan global," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8).
"Rencana DKI Jakarta lakukan urban yang dianggarkan Rp 570 triliun tetap dijalankan," imbuh dia.
Tonton video Soal UU Pindah Ibu Kota, Mendagri Tunggu Surat Balasan DPR:
(aik/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini