Hukuman Kebiri Kimia yang Diberikan ke Predator Anak Tidak Permanen

Hukuman Kebiri Kimia yang Diberikan ke Predator Anak Tidak Permanen

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 26 Agu 2019 19:50 WIB
Muhammad Aris (baju kotak-kotak)/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Kejari Kabupaten Mojokerto menyatakan, predator anak Muhammad Aris (20) akan menjalani hukuman kebiri kimia selama 2 tahun. Setelah itu, kondisi Aris akan dipulihkan seperti semula.

"Jangka waktu kebiri kimia berdasarkan Undang-undang nomor 17 tahun 2016 adalah 2 tahun. Setelah itu negara wajib memulihkan dia kembali seperti semula," kata Kepala Kejari Kabupaten Mojokerto Rudy Hartono kepada wartawan di kantornya, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Senin (26/8/2019).

Dengan begitu, efek dari kebiri kimia yang akan dirasakan Aris tidak berlangsung seumur hidup. Menurut Rudy, dibutuhkan beberapa kali suntikan obat terhadap Aris agar bujangan asal Dusun Mengelo, Desa/Kecamatan Sooko ini tidak mempunyai hasrat seksual selama 2 tahun.


"Hukuman kebiri kimia untuk menjaga saja supaya dia tidak melakukan lagi. Makanya dilakukan di ujung (menjelang berakhirnya masa hukuman penjara)," terangnya.

Aris dijatuhi hukuman kebiri kimia karena memerkosa 9 anak di Mojokerto sejak 2015-Oktober 2018. Aris juga dihukum 12 tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan.


Hakim Pengadilan Negeri (PN) Mojokerto memutuskan Aris bersalah melanggar Pasal 76 D juncto Pasal 81 ayat (2) UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Vonis tersebut tertuang dalam Putusan PN Mojokerto nomor 69/Pid.sus/2019/PN.Mjk tanggal 2 Mei 2019.

Para hakim PT pun menguatkan putusan PN Mojokerto. Vonis tersebut tertuang dalam Putusan PT Surabaya nomor 695/PID.SUS/2019/PT SBY tanggal 18 Juli 2019.




Tonton Video YLBHI Tak Setuju Pelaku Perkosa 9 Anak Dihukum Kebiri:

[Gambas:Video 20detik]

(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.