"Hampir 10 hari lebih itu bawaannya merinding terus. Lha wong namanya saja binatang buas, siapa yang ndak takut?" kata Gamin (60), warga yang pertama kali mendapati kemunculan binatang berbulu loreng tak jauh dari rumahnya.
Ketakutan Gasak, sapaan Gamin, bukan tanpa alasan. Hanya berselang 2 minggu sejak sosok harimau muncul dari semak belukar di belakang rumahnya, warga lain juga mengaku melihat sekelompok binatang pemangsa itu. Bahkan jumlahnya lebih banyak.
"Jadi setelah bapak (Gamin) melihat itu, ada juga warga lain yang juga secara tidak sengaja ketemu. (Harimau) yang dewasa 2 ekor dan yang anak-anak 3 ekor," imbuh Sabar (42), menantu Gamin kepada detikcom di lokasi.
Menurut Sabar, ketakutan warga juga berdampak langsung terhadap aktivitas keseharian mereka. Bahkan untuk sekadar ke ladang pun sebagian enggan. Padahal saat ini merupakan masa panen cengkeh yang menjadi salah satu komoditas andalan.
"(Bunga) cengkeh sudah tua. Tapi pada nggak berani memanen," ucapnya sembari menjelaskan jika pohon cengkeh berada di kawasan hutan rakyat. (fat/fat)