Doni tidak memungkiri bila penyebab karhutla disengaja karena sebagai cara yang paling mudah untuk membuka lahan bagi masyarakat. Namun di sisi lain pemerintah bisa kewalahan karena anggaran untuk mengatasi karhutla tidak kecil.
"Karena membakar ya mudah untuk pembukaan lahan, makanya rakyat begitu. Ini ironis karena (pemerintah) ingin produksi kebun naik tapi anggaran besar pemerintah keserap untuk padamkan karhutla," ujar Doni di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Tekonologi (BPPT), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami butuh BPPT ikut bantu carikan solusi untuk bencana permanen misal karhutla. Harus ada pembukaan lahan tanpa bakar (lahan) dari teknologi BPPT," sebut Doni.
Untuk kondisi karhutla saat ini Doni menyebut tidak separah tahun 2015. Namun karhutla di lahan gambut disebut Doni menjadi salah satu kendala karena api berada di dalam tanah yang tidak mudah diatasi.
"Sudah ada 37 (water bombing) unit yang sudah berjalan. Nanti ada lagi 2 unit, tapi sekali lagi, hampir semua lahan gambut ini sangat sulit dipadamkan karena kedalamannya itu sangat dalam. Jadi begitu api ada di lahan gambut itu menjalar ke beberapa tempat," sebut Doni.
"Memang tidak separah di tahun 2015. Namun kita juga kan kehabisan tenaga, kehabisan energi, biaya, waktu, pikiran, rakyat yanh menjadi terdampak juga jumlahnya bertambah. Ini juga akan menimbulkan kematian dini dalam jumlah yang lebih besar," imbuhnya.
Karhutla Tiap Tahun, Moeldoko: Memang Tak Mudah:
(eva/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini