"Upacara Kemerdekaan yang kami lakukan ini yang ketiga kalinya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2019 ini kita mengikutkan istri dan anak-anak juga, yang pada tahun-tahun lalu belum pernah kita lihat mengikuti upacara," kata ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Ustaz Ali Fauzi kepada wartawan usai upacara bendera, Sabtu (17/8/2019).
Ali Fauzi menuturkan, upacara bendera dalam rangka peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI ini diikuti oleh setidaknya 225 orang napiter beserta keluarga, istri, dan anak. Upacara yang digagas oleh Yayasan Lingkar Perdamaian dengan Polres Lamongan ini salah satu tujuannya adalah upaya untuk memutus mata rantai terorisme.
"Kalau pada tahun-tahun lalu belum pernah kita lihat sebuah upacara diikuti oleh perempuan-perempuan bercadar. Hari ini mereka hadir dan juga antusias mengikuti upacara," terang mantan kombatan Afganistan ini.
Dikatakan oleh Ali Fauzi, kalau sebelumnya Desa Tenggulun selalu identik dengan terorisme dan bom, namun belakangan ini sudah diubah oleh YLP menjadi salah satu desa deradikalisasi. Bahkan, kata Ali Fauzi, Desa Tenggulun bisa dikatakan sebagai barometer untuk pelaksanaan program deradikalisasi yang bersinergi dengan pemerintah.
"Saya berharap muncul Lingkar Perdamaian lain di kota lain di Indonesia untuk sama-sama kita mereduksi ekstrimisme, terorisme yang saat ini belum juga begitu turun tensinya," harapnya.
Inspektur Upacara bersama mantan napiter ini, Kapolres lamongan AKBP Febby DP Hutagalung mengaku bangga dengan keberadaan Yayasan Lingkar Perdamaian di Desa Tenggulun ini. Bersama para mantan napiter, kata Febby, mereka ingin menggelorakan semangat nasionalisme, patriotisme dan cinta tanah air.
"YLP telah mengakomodir para mantan napiter yang sebelumnya bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah, termasuk memusuhi kepolisian. Namun saat ini mereka cinta tanah air, mereka siap hormat bendera dan melaksanakan upacara hari kemerdekaan dengan hikmat," kata Febby usai upacara.
Febby juga menyebut apa yang dilakukan oleh anggota YLP yang telah menggelar upacara bendera dan ikrar setia pada NKRI ini adalah hal yang luar biasa. Sehingga, kata dia, pihaknya selalu melaksanakan kegiatan upacara bendera ini secara rutin. Febby berharap apa yang dilakukan para mantan Napiter anggota YLP ini dapat memberikan dampak positif terhadap situasi berbangsa dan bernegara secara menyeluruh, bukan hanya di Lamongan.
"Dan tentunya bisa mereduksi masyarakat yang mungkin sangat antipati dengan pemerintah. Mudah-mudahan Tenggulun ini bisa menjadi contoh di dunia," ungkap Febby.
Ikrar yang dibacakan mantan napiter bom bali 1, Hamim Thohari, diikuti para mantan napiter. Mereka secara bersama menirukan apa yang dibacakan oleh Hamim yang berisi ajakan untuk bersatu membangun negeri, menghargai perbedaan dan siap untuk menjaga NKRI.
Sementara, dalam pelaksanaan upacara bendera kali ini, 3 Pengibar bendera merah putih adalah Saiful Abid mantan napiter kasus penembakan polisi di poso, Hendra anak Terpidana mati Amrozi dan Mustain anak mantan napiter Nor minda. Sedangkan perwira upacara adalah Ustaz Asadullah alias Ustaz Sumarno mantan Napiter bom Bali 1. Bertindak selaku komandan upacara adalah Yoyok Edi yang adalah mantan simpatisan JI. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini