"Kalau ada GBHN, saya kira itu ada conecting tool, alat yang menghubungkan connecting document lah, ada dokumen yang menghubungkan antara pemerintahan sebelumnya dengan pemerintahan ke depan," ucap Arsul di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).
Arsul mengatakan GBHN menjadi alat ukur untuk menentukan kinerja pemerintah. Menurut dia, tanpa GBHN, sulit menentukan baik-tidaknya kinerja presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, dia mengatakan ada kelebihan dan kekurangan jika GBHN kembali diterapkan. Meski membuat kinerja pemerintah terukur, GBHN dianggap membatasi kebebasan rakyat dalam menyampaikan aspirasi.
Diketahui, MPR saat ini tengah menggodok penghidupan kembali pembangungan model GBHN. Badan Pengkajian MPR sudah melakukan kajian dan diskusi panjang dengan berbagai pihak. Hasilnya, banyak masyarakat yang ingin GBHN dihidupkan kembali.
"Di sinilah perlu GBHN yang bisa menjadi pedoman semua. Kajian dan rekomendasi di MPR sudah kuat tinggal kemauan politik saja. Pola pembangunan model GBHN merupakan representasi dan implementasi Pancasila yang ingin perencanaan dan pelaksanaan terarah dan legitimasinya kuat," kata anggota MPR dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasludin dalam 'Diskusi Empat Pilar MPR' di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (26/7).
Ketua MPR akan Bawa Pembahasan GBHN ke Rapat Paripurna:
(zap/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini