Jamal menegaskan, Kemenag Jatim tidak menyediakan percepatan pemberangkatan untuk calon jemaah haji (calhaj).Menurutnya, para jemaah diharuskan menunggu masa pemberangkatan sesuai jadwal.
Tak hanya itu, Jamal menyayangkan terjadinya penipuan ini. Menurutnya sistem keberangkatan haji di Kemenag Jatim tak mungkin bisa melayani percepatan karena segala sesuatunya telah diatur dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Sistem kita sudah canggih. Sekarang Siskohat itu sudah nggak bisa dibuat main-main. Aturannya sangat ketat. Jangankan ada orang mau masuk tanpa daftar, wong nama salah satu huruf saja kelihatan," kata Jamal di Surabaya, Selasa (6/8/2019).
"Nggak ada percepatan itu, nggak ada. Bagi mereka jemaah lansia itu sudah diumumkan, semuanya tahu kan itu ada di sistem. Semuanya antre panjang, harus sesuai antrean, kemudian ada lansia atau pengganti orang wafat, keluarganya ahli warisnya itu kan sudah tersistem semua, ndak ada percepatan," tegasnya.
Jamal menambahkan, penipuan itu dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Ia memastikan tidak ada pihaknya yang terlibat dalam aksi kejahatan itu. Menurutnya seluruh sistem yang telah terintegrasi dengan pusat akan memudahkan untuk mendeteksi jika ada yang berbuat curang.
"Itu kan ulahnya mereka (pelaku), modus, orang Kemenag siapa? ya gak mungkin lah, kalau ada orang Kemenag (yang terlibat) itu bodoh, dan bunuh diri," imbuh Jamal.
Jamal kemudian kembali menegaskan bahwa tak ada program percepatan keberangkatan calhaj semacam itu. Jika ada, hal itu hanya berlaku untuk jemaah lansia dan jemaah ahli waris atau pengganti. Itu pun juga diiringi dengan syarat dan aturan yang ketat.
"Antreannya panjang itu Mas, harus sesuai antrean, kemudian ada (syarat) lansia atau pengganti orang wafat, keluarganya, ahli warisnya, itu kan sudah tersistem semua. Jadi ndak ada percepatan semacam itu," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jamal menyayangkan sikap jemaah yang mengambil jalan pintas dan tak mau mengantre. Seharusnya, jika mendapatkan tawaran semacam itu, Jamal menyarankan para jemaah segera melaporkan hal itu ke Kemenag.
"Menyedihkan itu ya, menyedihkan kenapa kok masih ada jemaah yang seperti itu. Mbok ya tanya ke Kemenag kan yo enak gitu ya. Pas daftar kan sudah dikasih tahu porsinya bapak ibu sekian. Insya Allah (berangkat) sekitar tahun sekian, kan gitu ya, kenapa itu sangat disayangkan dan menyedihkan," Pungkas Jamal.
Sebelumnya diberitakan, 59 calhaj di Jatim jadi korban penipuan. Mereka membayar sejumlah uang agar bisa berangkat ke Tanah Suci tahun ini dengan program percepatan pemberangkatan dari Kemenag.
Tonton Video 100 Jemaah Haji Khusus Maktour Bertolak ke Tanah Suci:
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini