Seperti dilansir AFP, Selasa (30/7/2019), jaksa Jerman telah menjeratkan dakwaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan terhadap pria berusia 40 tahun itu. Namun identitas pria tersebut belum diungkap ke publik oleh otoritas setempat.
Pria ini juga mendorong ibunda bocah itu ke depan kereta yang sedang melaju di stasiun utama Frankfurt pada Senin (29/7) waktu setempat. Namun ibunda bocah itu (40) berhasil menyelamatkan diri. Nahas, putranya tewas seketika setelah tertabrak rangkaian kereta cepat ICE (Intercity-Express) yang baru tiba di stasiun tersebut. Pria ini disebutkan juga berupaya mendorong seorang nenek berusia 78 tahun yang ada di dekatnya, namun gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaksa-jaksa Frankfurt dalam pernyataannya menyebut pria itu sebenarnya berasal dari Swiss namun berkewarganegaraan Eritrea, Afrika bagian timur laut.
"Seorang pria berusia 40 tahun dari Swiss dengan kewarganegaraan Eritrea dituduh, pertama, mendorong seorang wanita berusia 40 tahun ... kemudian bocah laki-laki berusia 8 tahun yang merupakan putra wanita itu, ke depan sebuah rangkaian kereta cepat ICE yang datang mendekat," demikian pernyataan jaksa Frankfurt.
"Kemudian, pria itu berusaha mendorong seorang wanita lainnya ke atas rel namun gagal," imbuh pernyataan itu.
"Sementara sang ibunda berhasil berguling usai terjatuh dan masuk ke celah antara dua rel, anaknya tertabrak kereta yang datang dan tewas seketika karena luka-lukanya," sebut pernyataan tersebut.
Dituturkan juru bicara kantor jaksa umum Frankfurt, Nadja Niesen, bahwa pria ini tidak mengenal para korbannya. Disebutkan juga bahwa pria ini tidak memiliki tanda-tanda di bawah pengaruh alkohol maupun narkoba saat melakukan aksi brutalnya ini.
"Kejahatan ini menunjukkan adanya gangguan kejiwaan," sebut Niesen dalam konferensi pers.
"Dalam proses penyelidikan selanjutnya, tersangka tentu akan diperiksa kondisi kejiwaannya, untuk memungkinkan penilaian atas tanggung jawab kejahatannya," imbuhnya.
Pemberitaan soal kejahatan keji ini mendominasi halaman depan surat kabar Jerman juga tayangan televisi setempat. Warga setempat meletakkan karangan bunga, lilin dan boneka di lokasi kejadian sebagai bentuk penghormatan.
Ditambahkan Niesen bahwa pelaku belum mau bicara soal motif aksinya ini. Pelaku disebut tinggal di Swiss sejak tahun 2006, telah menikah dan memiliki tiga anak. Kepada polisi Jerman, pelaku mengaku baru tiba beberapa hari lalu dengan kereta api dari Basel, Swiss.
Jika diadili dan dinyatakan bersalah, sebut Niesen, pria ini bisa terancam hukuman maksimum penjara seumur hidup.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini