Huda Korban Tewas di Kapal Tongkang Semarang Baru Sehari Bekerja

Huda Korban Tewas di Kapal Tongkang Semarang Baru Sehari Bekerja

Ragil Ajiyanto - detikNews
Senin, 29 Jul 2019 18:36 WIB
M Nur Huda -- Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Semarang - Tiga dari empat korban tewas keracunan gas di kapal tongkang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, berasal dari Boyolali. Korban Muhammad Nur Huda (22) bahkan belum genap sehari bekerja untuk perbaikan kapal tongkang tersebut.

Huda masih lajang hingga meninggalnya. Ayah Nur Huda, Dawut Budiman, menuturkan Nur Huda baru berangkat ke Semarang pada Minggu (28/7) pagi, ikut bekerja memperbaiki kapal tongkang di Pelabuhan Semarang tersebut.

"Anak saya baru berangkat ke Semarang itu Minggu (28/7) pagi. Kurang lebih pukul 06.00 WIB," kata Dawut di rumah duka Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Setelah berangkat ke Semarang, Dawut mengaku masih sempat komunikasi dengan anak sulungnya tersebut. Nur Huda mengabarkan jika sudah sampai di Semarang. "Sudah pasang status (di medsos), sudah memfoto lokasi-lokasinya (kapal yang akan diperbaiki)," terangnya.
Huda Korban Tewas di Kapal Tongkang Semarang Baru Sehari BekerjaPemberangkatan jenazah Nur Huda ke pemakaman -- Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Tetapi, pada Minggu malam itu dia sempat menghubungi anaknya lewat telepon, namun sudah tidak bisa. Coba telepon Mardjono (salah satu korban lainnya yang masih kerabat) juga tidak bisa.

"Padahal, HP biasanya selalu aktif. Habis itu dapat informasi dari rumah sakit kalau itu anak saya (sudah meninggal)," kata Dawut.


Dawut mengatakan mendapatkan kabar kematiannya anaknya tersebut sekitar pukul 03.00 WIB, Senin (29/7) dinihari.

Tiga korban yang berasal dari setu desa itu adalah Lamani (32), Muhammad Nur Huda (22) dan Sujadi (33). Sedangkan satu korban lagi yakni Mardjono (61) warga Gondosari II Nomor 39 RT 07 RW 17 Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.

"Sebenarnya, keempatnya merupakan warga kami. Termasuk Pak Mardjono itu juga asli Pentur, tetapi kini sudah pindah di Bekasi. Untuk Pak Mardjono dimakamkan di Bekasi. Pak Mardjono dengan Mas Huda masih famili," kata Maskuriyadi, kades terpilih Desa Pentur, ditemui saat melayat di rumah salah satu korban, Senin (29/7/2019). (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads