Yos Johan mengatakan saat ini pihaknya belum bisa berkomentar banyak soal rencana tersebut. Ia mengaku masih belum paham maksud pasti dari rencana itu.
"Teknisnya belum paham. Belum paham tak komentari piye (mau komentar bagaimana)," kata Johan di kampusnya, Jumat (26/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti saya biar dapat (penjelasan) langsung dari Pak Menteri maksudnya apa. Pasti ada latar belakang di balik itu, seperti apa. Daripada keliru, belum punya pandangan. Nanti kalau sudah beliau jelaskan baru oke," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menristekdikti, M Nasir bicara soal rencana mendatangkan rektor dari luar negeri untuk menjadi rektor di Indonesia. Rencana itu pernah diusulkan M Nasir namun mendapat penolakan.
Menristekdikti menyebut dengan adanya rektor dari luar negeri, bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM di kampus. Ia mencontohkan beberapa negara yang berhasil menerapkan itu.
"Kita belajar, Singapura maju karena rektor dari luar negeri, Taiwan maju karena rektor dari luar negeri, China maju karena rektor dari luar negeri. Bahkan Arab yang 800 tidak masuk, sekarang rektor dari Amerika 40 persen, Amerika dan Eropa, sekarang masuk 189. Ini jadi tantangan, maka canangkan tahun 2020 bagaimana rektor ada dari perguruan tinggi asing. Akan saya petakan lagi," kata M Nasir, Senin (22/7) lalu. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini