Kasus Pencabulan Guru Menyeruak, Pemerhati Anak Sarankan Pencegahan

Kasus Pencabulan Guru Menyeruak, Pemerhati Anak Sarankan Pencegahan

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Kamis, 25 Jul 2019 08:53 WIB
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera/Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Dalam sebulan terakhir, Polda Jatim menangani dua kasus pencabulan oknum guru terhadap murid laki-lakinya. Yang pertama, Kepala SMP swasta di Surabaya AS (40) yang mencabuli enam siswanya. Kemudian pencabulan oleh oknum guru pembina ekstrakurikuler pramuka MM (30) terhadap 15 murid.

Menanggapi dua kasus tersebut, lembaga pemerhati dan perlindungan anak, Surabaya Children Crisis Center (SCCC) mengecam keras aksi pelecehan oleh guru. Ketua SCCC Edward Dewaruci menegaskan, upaya pencegahan penting agar kejadian tak terulang.

Edward menambahkan, pencegahan bisa dilakukan dengan peningkatan kepedulian sosial terhadap anak-anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat, misalnya orang tua.


"Pencegahan bukan hanya sosialisasi, ndak melulu itu. Bisa program ketahanan keluarga. Jadi bagaimana keluarga itu betul-betul bisa membuat anak terjamin dalam tumbuh kembangnya di keluarga. Itu yang harus diintervensi oleh pemerintah supaya dia memiliki ketahanan dan kekuatan," papar Edward kepada detikcom di Surabaya, Kamis (25/7/2019).

"Mesti dievaluasi selama ini pemerintah daerah, pemerintah provinsi bahkan mungkin kecamatan punya program seperti apa untuk melakukan pencegahan dan kepedulian sosial itu," imbuhnya.

Tak hanya itu, Edward mengatakan proses rehabilitasi dan pendampingan untuk korban memang sudah berjalan. Namun, Edward menyebut jangan sampai kasus pelecehan ini terlanjur terjadi. Edward menekankan proses pencegahan memang lebih penting.

"Kalau penanganan kasusnya, terus untuk rehabilitasi korban kan sudah berjalan. Tapi kan dengan jumlah yang terus ada, harus ada kegiatan untuk terus berjalan, gitu yang penting," ucap Edward.


"Jadi ndak bisa sekadar pendekatan hukuman berat begitu, tapi itu kan kalau hukuman berat kalau sudah terlanjur terjadi. Kalau terlanjur terjadi kan pemulihannya akan lebih susah. Tapi kalau pencegahan insya Allah jumlah kasusnya turun," lanjutnya.

Kemudian melihat kasus yang terungkap akhir-akhir ini, Edward mengatakan, tren pelaporannya naik. Justru hal ini baik karena korban sudah mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi untuk ditangani lebih lanjut.

"Tapi kalau dilihat dari tren peningkatan laporan, berarti keberanian untuk melapor sudah cukup bagus. Ini kan banyak yang sudah terungkap, jadi sudah cukup mau melapor. Tapi jangan semua jadi laporan tapi ndak ada pencegahan," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.