Menhan ke Komandan Lembaga Pendidikan TNI: Tak Usah Pelonco!

Menhan ke Komandan Lembaga Pendidikan TNI: Tak Usah Pelonco!

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 19 Jul 2019 10:45 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pembekalan berkaitan dengan bela negara. (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta tidak ada perpeloncoan dalam pendidikan di lingkungan TNI. Pendidikan bela negara serta pengajaran Pancasila, menurut Ryamizard, lebih cocok dibanding cara-cara perpeloncoan.

"Itu lebih bagus daripada dipitakin rambut, pelonco. Nggak ada gunanya!" kata Ryamizard di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).

Arahan itu disampaikan Ryamizard kepada para komandan lembaga pendidikan (danlemdik) di lingkungan TNI berkaitan dengan penyelenggaraan Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) bagi mahasiswa baru di Kemenhan. Peringatan serupa juga disampaikan Ryamizard kepada para kepala kantor wilayah (kakanwil) di lingkungan kementerian yang dipimpinnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Pembekalan tersebut diikuti 62 pejabat danlemdik di lingkungan TNI dan 34 pejabat kakanwil Kemenhan. Pembekalan juga mengundang tiga pembicara sebagai narasumber, yakni Rektor UPN Yogyakarta, Kapusdiklat Bela Negara Badiklat Kemenhan, dan Danrindam III/Siliwangi. Hadir pula para danlemdik di lingkungan TNI serta pejabat eselon I dan II Kemenhan.

"Lucu-lucu saja, yang ketawa kan seniornya. Yang dipelonco itu manyun aja dia. Sudah dipelontos, digebukin lagi," imbuh Ryamizard.

Ada 3 hal penting yang menurut Ryamizard harus diajarkan para danlemdik tersebut berkaitan dengan pembekalan bela negara: Pancasila, UUD 1945, dan Pemahaman Hukum. Tiga hal itu, disebut Ryamizard, menjadi dasar pengajaran yang seharusnya diterapkan.

"Kalau SD, kelas I hafalin dulu Pancasila. Kalau SMA, apalagi mahasiswa, harus tahu Pancasila nomor satu. Kalau pemersatu pecah, bangsanya pecah. Kalau pemersatu hilang, bangsa ini sirna," ucap Ryamizard.

"Kemudian masalah hukum, kalau menyebarkan hoax, apa hukumannya. Kalau berontak, apa hukumannya," imbuh Ryamizard.




Sebagai tambahan, Ryamizard meminta adanya pengenalan prinsip Pramuka. Sebab, menurut Ryamizard, ada keterampilan tertentu dalam Pramuka yang dapat berguna dalam kehidupan.

"Jadi kalau yang di luar itu kaya Pramuka. Bencana alam harus tahu apa gejalanya. Harus lari keluar (dari ruangan), bukan sembunyi di balik sini. Dia bahkan bantu orang karena dia tahu bela negara. Kalau tsunami banyak ikan menggelepar, jangan cari ikan. Begitu gelombangnya datang, selesai semua," kata Ryamizard.


(lir/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads