Lontarkan Kalimat Rasis, Trump Diserang Luar Dalam

Round-Up

Lontarkan Kalimat Rasis, Trump Diserang Luar Dalam

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 18 Jul 2019 20:03 WIB
Foto: Donald Trump (Getty Images)
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diserang luar dalam. Penyebabnya gegara komentar sarat rasis.

Trump dituding mengusung rasisme dan xenophobia setelah melontarkan cuitan yang menyuruh empat anggota Kongres pergi meninggalkan AS. Keempatnya adalah Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Ayanna Pressley, dan Rashida Tlaib.

Seperti dilansir BBC Indonesia, Kamis (18/7/2019), Trump memang tidak secara eksplisit menyebut nama mereka, namun konteks cuitan Trump jelas mengaitkan keempat perempuan tersebut yang dikenal dengan sebutan 'The Squad'. Sebelum Trump melontarkan cuitan yang menyuruh empat anggota Kongres pergi meninggalkan AS, Ocasio-Cortez, Tlaib, dan Pressley bersaksi di hadapan komite DPR pada Jumat (12/07) mengenai kondisi di pusat tahanan migran yang mereka kunjungi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Trump membela tindakan para petugas perbatasan dan mengatakan kondisi di pusat tahanan migran 'punya penilaian bagus'. Selanjutnya, Trump melontarkan cuitannya terkait anggota Kongres.

Lebih jauh, pemerintahannya mengumumkan aturan baru yang berlaku pada 16 Juli. Aturan ini melarang pemberian suaka kepada siapapun yang melintasi perbatasan di bagian selatan tanpa terlebih dulu mengajukan perlindungan di 'setidaknya sepertiga dari seluruh negara' yang mereka lewati menuju AS.

"Jika Anda tidak senang, jika Anda mengeluh terus, Anda bisa pergi," ujar Trump dalam jumpa pers di luar Gedung Putih.

Namun, setelah itu, Trump mencuit: "Saya tidak punya tulang rasis dalam tubuh saya!"

Sontak cuitan tersebut mendulang reaksi keras, termasuk dari kubu partai pendukung Trump.



Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat sepakat merilis pernyataan berisi kecaman terhadap Presiden Donald Trump terkait komentar di media sosial itu. Pernyataan tersebut mengecam 'komentar-komentar Presiden Trump yang melegitimasi ketakutan dan kebencian terhadap warga baru Amerika dan orang-orang kulit berwarna'.

240 anggota DPR menyatakan setuju dan 187 lainnya menolak. Di antara yang setuju terdapat empat anggota DPR dari Partai Republik dan seorang anggota independen.

Salah seorang dari empat anggota DPR asal Partai Republik adalah Will Hurd, satu-satunya anggota DPR dari Partai Republik yang merupakan warga Afrika-Amerika.

Imigrasi, sebut pernyataan tersebut, 'telah menjadi penentu dalam setiap tahapan sejarah Amerika'. Bahkan, 'semua warga Amerika, kecuali keturunan warga asli dan orang-orang Afrika-Amerika yang diperbudak, adalah imigran atau keturunan imigran'.

Disebutkan pul patriotisme tidak didefinisikan oleh ras atau etnis 'tapi pengabdian pada nilai-nilai dalam Konstitusi, yakni kesetaraan, kebebasan, inklusivitas, dan demokrasi'.

"Komentar-komentar dari Gedung Putih sangat memalukan, menjijikkan, dan komentar-komentar ini rasis," cetus Ketua DPR, Nancy Pelosi.


Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) turut mengecam keras pernyataan Donald Trump yang bernada rasis terhadap empat wanita anggota Kongres AS. CAIR menggarisbawahi bahwa seruan rasis semacam itu kerap didengar oleh minoritas muslim di AS.

"Kicauan rasis terbaru dari Trump menggaungkan teriakan bigot 'kembali ke tempat asal Anda' yang setiap hari didengar oleh wanita dan anak-anak muslim Amerika, para imigran dan anggota kelompok minoritas lainnya di seluruh wilayah negara ini," tegas Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad dalam pernyataannya seperti dilansir media Israel, The Jerusalem Post, Kamis (18/7).

"Sungguh menyedihkan melihat penghuni Ruang Oval bertransisi dari memberdayakan dan mendorong ejekan rasis hingga sungguh-sungguh menggunakannya sendiri. Jika Trump meneriakkan hal yang sama kepada seorang wanita muslim yang memakai hijab di Walmart, dia bisa ditangkap," cetus Awad.

Kecaman terhadap Trump juga datang dari kalangan Partai Republik sendiri. Komentar Trump itu dianggap bernada xenofobia dan tidak bisa diterima.



Dilansir AFP, kecaman dari para anggota parlemen dan Senator AS yang berasal dari Partai Republik, yang menaungi Trump, mulai mengalir sejak Senin (15/7) lalu. Salah satunya datang dari senator senior Republikan yang mewakili Utah, Mitt Romney, yang menyebut komentar Trump itu 'sangat salah'.

"Pandangan saya adalah apa yang dikatakan dan apa yang di-tweet sangatlah destruktif, merendahkan martabat, merusak keselarasan dan sesungguhnya itu sangat salah," tegas Romney yang pernah menjadi calon presiden dari Partai Republik dalam pilpres AS tahun 2012.

Senator Republikan lainnya yang mewakili Alaska, Lisa Murkowski, turut mengecam Trump. "Tidak ada pengecualian untuk komentar penuh dendam dari presiden -- komentar-komentar itu sungguh tidak bisa diterima dan ini harus dihentikan," ucapnya.

Senator Susan Collins dari Partai Republik yang mewakili Maine menyatakan dirinya tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang didukung sayap 'kiri jauh' Partai Demokrat, namun dia menilai komentar Trump terhadap empat anggota Kongres dari Partai Demokrat itu tidak pantas.

"Cuitan presiden bahwa beberapa anggota Kongres harus kembali ke 'tempat asal mereka' sudah melewati batas, dan dia (Trump-red) seharusnya mencabut komentar itu," ujarnya.


Di tengah kecaman tersebut, dalam event kampanyenya, Trump mengulang kembali komentarnya tersebut. Dia mengatakan orang-orang yang membenci Amerika Serikat bisa pergi.

"Perempuan-perempuan anggota Kongres ini membantu bangkitnya seorang militan, sayap kiri yang keras. Mereka tidak pernah mengatakan hal-hal yang baik, karena itulah saya mengatakan, 'jika mereka tidak suka, biarkan mereka pergi," kata Trump dalam acara kampanye di Greenville, North Carolina pada Rabu (17/7) waktu setempat seperti dilansir The Washington Post, Kamis (18/7).

"Mereka tidak mencintai negara kita, dan dalam beberapa kasus saya pikir mereka membenci negara kita," cetus Trump yang mendapat dukungan dari massa yang merespons dengan teriakan-teriakan "pergi!"
Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Pemerintahan Trump Yakin Kebijakan Tarif Bikin Untung Rp 1.600 T"
[Gambas:Video 20detik]
(gbr/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads