"Janji dulu, kalau jadi ISIS ya nggak usah saja. Kalau nggak mau insaf, ya nggak bisa," kata Ryamizard di gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (9/7/2019).
Baca juga: Menjawab Kontroversi Pemulangan WNI Eks ISIS |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janji dulu nggak begitu-begitu lagi, kalau melanjutkan di sini ya bahaya dong. (Perjanjian) ya duanya dong (tertulis dan lisan)," lanjutnya.
"Kalau perlu kita datang ke sana. Bersetia sama Pancasila, itu aja. Janji benar. Kita ini bangsa yang berperikemanusiaan, tapi kalau kita datang langsung gabung sana, gabung sini kan rusak nanti. Nggak boleh, janji dulu, nggak boleh berbuat macam-macam," kata dia.
Diberitakan detikcom pada akhir 2018, Ryamizard menyebut ada 700 pejuang ISIS yang berasal dari Indonesia. Ratusan orang itu telah ikut bertempur di Suriah dan Irak.
"Berdasarkan data intelijen, ada sekitar 31.500 pejuang ISIS asing yang bergabung di Suriah dan Irak. Dari jumlah tersebut, 800 berasal dari Asia Tenggara serta 700 dari Indonesia," kata Ryamizard di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, 8 November 2018.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan pemulangan orang Indonesia yang sempat bergabung dengan ISIS tersebut tidaklah mudah. Menurutnya, harus ada rapat yang melibatkan berbagai pihak terkait pemulangan mereka. Namun hingga kini belum dirumuskan soal pemulangan tersebut.
"Harus dirapatkan pasti dari berbagai sisi. Dari sisi Kemenko Polhukam dari sisi Ketenagakerjaan, dari sisi Kementerian Sosial dan seterusnya. Belum dirumuskan," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6).
Simak Juga 'Menjawab Kontroversi Pemulangan WNI Eks ISIS':
(lir/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini