"Anak saya juga sakit sudah dua hari, sakit perut sama muntah. Di sini semua anak-anak sakit ini (sakit perut dan muntah), sudah dua hari," ujar Nazifa asal Afganistan dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019).
Baca juga: Terlunta Para Pencari Suaka di Kebon Sirih |
Nazifa tidak mengetahui penyebab sakit perut dan muntah anaknya. Namun ibu Mohammad Faiz tersebut mengatakan anaknya sudah diberi obat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nazifa dapat membeli obat setelah diberi uang oleh seorang warga negara Australia ketika mewawancarainya. Dia mendapat uang Rp 150 ribu, lalu ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan dan diantar taksi online secara gratis.
"Itu obatnya beli (uang) dari orang Australia, itu dia wawancara sama saya. Itu dia lihat anak saya perutnya sakit. Dia kasih Rp 150 ribu buat dua keluarga," katanya.
"Naik taksi online. Lalu pulang dia (supir) tahu saya tinggal di jalan, dia (bilang) nggak bayar, free," tambahnya.
Ketika ditanya kenapa anaknya tidak berobat ke dokter, Nazifa mengatakan tidak memiliki uang, "Aku tidak punya uang," tuturnya. Sang anak, Mohammad Faiz, berumur 1 tahun 9 bulan, yang lahir di Afganistan, saat umur 5 bulan dibawa ke Indonesia untuk mencari suaka.
Pantauan detikcom, para pencari suaka masih bertahan di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta pusat. Mereka duduk-duduk santai, salah satunya di depan Masjid Ar-Rayyan Kementerian BUMN dan di depan gedung Ravanido. Terlihat memang para pencari suaka ini membawa anaknya di trotoar jalan. Terpantau satu keluarga membawa satu-dua anak.
Mereka duduk sambil sambil bercengkerama dengan keluarganya. Ada juga anggota keluarga yang sedang menemani anaknya bermain. Lalu lintas di Jalan Kebon Sirih ramai-lancar. Para pekerja kantor yang pulang kerja tampak berjalan santai melewati para pencari suaka.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut masalah pencari suaka yang telantar di trotoar Jalan Kebon Sirih adalah tanggung jawab Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Menurutnya, UNHCR-lah yang bertanggung jawab mencarikan negara yang bersedia menampung para pencari suaka itu.
"Mungkin masalahnya bukan di pihak Indonesia ya, tapi dengan pihak UNHCR yang mencarikan negara yang bersedia menampung mereka sebagai pengungsi. Itu di luar ranah pemerintah karena itu adalah bagaimana tanggung jawab yang dimiliki oleh UNHCR untuk mencarikan status penempatan mereka," ujar Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah kepada wartawan di kantornya, Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (5/7).
Tonton Video Pencari Suaka: Mau Seperti Manusia Lain, Bisa Kerja:
(gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini