Keluh Kesah Pencari Suaka di Kebon Sirih: Susah Tidur dan Tak Punya Uang

Keluh Kesah Pencari Suaka di Kebon Sirih: Susah Tidur dan Tak Punya Uang

Isal Mawardi - detikNews
Sabtu, 06 Jul 2019 11:20 WIB
Syringga, pengungsi asal Afghanistan di Kebon Sirih. (Isal Mawardi/detikcom)
Jakarta - Para pencari suaka masih bertahan di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka menghadapi berbagai persoalan selama tinggal di jalan.

Salah seorang pencari suaka, Syringga (23), mengaku telah tinggal di Jalan Kebon Sirih sejak sepekan lalu. Sebelumnya, dia bersama suaminya tinggal di Kalideres, Jakarta Barat.

"Ketika kita di sana (Kalideres), tidak ada satu orang pun yang peduli. Tidak ada rumah dan makanan. Jadi kita pindah ke sini berharap ada yang menolong kita dan memberi kita makan, rumah, dan menyekolahkan anak-anak kita," ujar Syringga dalam bahasa Inggris di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (6/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat ia tinggal di Jalan Kebon Sirih, keadaan tak juga membaik. Syringga mengaku kesulitan tidur nyenyak.

"Karena banyak kendaraan yang lewat. Tapi kita tidak punya cara lain," ujar wanita asal Afghanistan itu.

"Soal tidur, terakhir kali ketika kita tidur, pencuri datang, mencuri pakaian. Itu menjadi masalah," lanjutnya.

Syringga dan keluarganya juga kesulitan mendapatkan makanan. Ia bertahan hidup dari bantuan pengendara dan orang-orang sekitar.


Syringga juga bercerita soal pencari suaka yang membawa anak kecil. "Ada saudara-saudara kita yang punya anak masih kecil, punya banyak masalah. Cuacanya juga sangat panas, jadi mereka bisa sakit," ujar Syringga.

Keluh Kesah Pencari Suaka di Kebon Sirih: Susah Tidur dan Tak Punya UangSuasana pengungsi di Kebon Sirih. (Isal Mawardi/detikcom)

Pengungsi lainnya, Nasir Muhammad (27), punya masalah yang tak jauh berbeda. Nasir mengatakan tak memiliki uang untuk makan.

"Kita nggak makan, nggak punya uang. Kita ada orang Indonesia kasih sedekah. Tapi nggak kita pilih-pilih," ujar Nasir.

Untuk pakaian, Nasir mengaku sejumlah orang yang melintas terkadang memberikan sedekah berupa pakaian.


"Mereka ada yang sendiri ada yang bagi-bagi. Kita ada yang kasih (pakaian)," lanjut pria asal Somalia itu.

Nasir mengaku telah tinggal di Indonesia sejak 2015. Ia melarikan diri dari negaranya karena ada perang saudara.

Nasir tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih bersama istri dan orang tuanya. Sebelumnya, ia tinggal di Kalideres, Jakarta Barat.

"Kita mau tempat, mau cari makan, kalau di negara kita ada masalah, kalau di sini, sama di sini juga ada masalah, setahun lebih kita duduk di jalanan, hujan, panas, ada ibu hamil, ada anak, ada nenek-nenek. Jadi mereka (pemerintah) nggak jawab, mereka bilang, 'pergi-pergi!'" ujar Nasir dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.

Pantauan detikcom, Sabtu (6/7), puluhan pencari suaka tampak duduk-duduk di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Tepatnya di depan Menara Ravindo.

Tampak puluhan tenda serta tikar digelar di badan trotoar. Terlihat jemuran pakaian diletakkan di kawat berduri. Sejumlah pakaian diletakkan di karung kantong sampah dan dijejerkan di depan Masjid Al-Makmur.

Para pencari suaka terdiri dari laki-laki dewasa, remaja, hingga anak-anak. Sebagian dari mereka terlihat sedang tidur dan sebagian lain sedang makan. Anak-anak terlihat berlarian di sepanjang trotoar.

Para pencari suaka tampak membawa sejumlah barang bawaan. Di antaranya payung, koper, galon, gelas, piring, dan karung.


(isa/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads