"Ada, 1.793 hektare (Ha) lahan yang kekeringan. Itu puso," kata Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/7/2019).
Menurut dia, sawah yang mengalami kekeringan hinga puso merupakan lahan tadah hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang terkena kekeringan di lahan tadah hujan. Gabus, Kradenan, Pulokulon, Brati, Geyer, Tegowanu," tambah dia.
Edhie menjelaskan salah satu penyebab terjadinya gagal panen di lahan padi tersebut
"Bisa puso karena sebagian petani menanam padi dua kali setahun, padahal sawahnya tidak beririgasi atau tadah hujan," jelasnya.
Dia berharap jumlah lahan yang kekeringan tidak bertambah. Menyikapi banyaknya sawah yang kekeringan, Edhie menjelaskan pihaknya akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber air yang ada.
"Kita optimalkan pemanfaatan sumber air yang ada, eksploitasi sumber-sumber air tanah dan pembuatan embung," ujarnya.
"Asuransi pertanian untuk daerah-daerah tertentu," pungkas Edhie.
Sutarmi (60) salah seorang petani ditemui di sawah di Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, mengaku dia memanfaatkan lahannya yang kering dengan menanam kacang hijau.
"Saya tanami kacang hijau. Karena lahan kering sejak sebelum Ramadan lalu. Sudah tidak hujan sejak saat itu," ujar Sutarmi.
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini