Mulai dari adanya makhluk misterius yang kerap melintas dan menyeberang jalan, hingga munculnya gangguan-gangguan lain yang kerap dialami pengguna jalan. Di antaranya suara-suara aneh, seperti tangisan yang didengar pengguna jalan.
"Sejak dari sekitar TKP kecelakaan beruntun sampai bitakol itu memang dikenal wingit atau angker. Pengendara harus lebih hati-hati dan konsentrasi," kata Pak Sauji, seorang warga sekitar Hutan Baluran kepada detikcom, Jumat (5/7/2019).
Aura mistis di sepanjang jalan raya Hutan Baluran itu, konon tak lepas dari keberadaan tebing curam nan angker yang berlokasi di kawasan Hutan Baluran. Masyarakat sekitar biasa menyebut tebing curam di pertengahan jalan hutan Baluran itu dengan istilah 'Curah Tangis'. Konon, banyak misteri yang terjadi di sekitar tebing curam atau Curah Tangis tersebut.
Mulai dari lokasi tempat pengkhianatan cinta sepasang kekasih ratusan tahun silam. Disebut-sebut, cinta sepasang kekasih itu berakhir tragis setelah sang lelaki mendorong keras kekasihnya hingga terjatuh dan tewas di dasar jurang.
Anehnya, saat akan dievakuasi warga, jasad perempuan yang konon bernama Dewi Taroro itu tidak pernah ditemukan. Karena itu, berbagai kejadian yang terjadi di jalan Hutan Baluran ada yang mengaitkan dengan dendam sang Dewi.
Ada juga yang menyebut, kawasan 'Curah Tangis' angker karena dulunya menjadi lokasi pembantaian orang-orang PKI. Jasad para korban ini konon banyak dilempar ke dasar jurang. Jurang 'Curah Tangis' disebut juga menjadi salah satu lokasi yang seringkali dijadikan tempat 'eksekusi' para korban saat peristiwa Petrus pada tahun 1980-an lalu.
"Memang sering banyak kejadian aneh di kawasan hutan. Makanya, penggunaan jalan disarankan banyak membaca doa. Selain itu hendaknya juga sering menyapa para penunggu di sana dengan membunyikan klakson atau menyalakan lampu dem. Karena katanya di banyak tikungan atau jembatan itu ada 'penunggunya'," sambung Pak Sauji.
Selain sarat dengan aura mistis, jalan raya Hutan Baluran Situbondo juga dikenal rawan. Baik rawan kecelakaan maupun rawan macet. Selain karena minimnya rambu-rambu lalu lintas dan lampu penerangan, kondisi jalan raya kawasan hutan Baluran juga banyak terdapat tikungan, serta tanjakan dan turunan.
"Karena itu, setiap pengendara hendaknya lebih hati-hati di jalan, termasuk di kawasan hutan Baluran. Jangan ugal-ugalan, patuhi aturan dan saling menghormati sesama pengguna jalan," saran Kasat Lantas Polres Situbondo, AKP Hendrix K Wardhana.
Sebelumnya, kecelakaan beruntun yang melibatkan enam kendaraan terjadi di jalur pantura Hutan Baluran Situbondo sore tadi. Satu orang tewas.
Enam kendaraan tersebut yakni dua bus pariwisata yang membawa rombongan guru asal Gresik, dua truk, sebuah MPV, dan pikap jenis L-300. Akibat kecelakaan itu, arus lalu lintas di jalan raya tersebut macet parah.
Kendaraan yang hendak melintas baik dari arah Surabaya maupun Banyuwangi tak bisa bergerak. Sebab, dua truk yang terlibat kecelakaan sama-sama terguling. Bahkan, salah satunya jenis truk fuso terguling dan melintang di ruas jalan. Sebagian muatannya tumpah dan berserakan di jalan.
Diduga Rem Blong, Ini Identitas Korban Kecelakaan di Situbondo:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini