Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Nugroho Harjo Lukito mengatakan, situs purbakala di dasar sendang Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang merupakan kanal jenis tertutup. Pasalnya, konstruksi dinding kanal tersebut menyempit pada bagian atasnya.
Struktur yang kini tampak setelah digali warga, tak dilengkapi dengan penutup. Dia menduga bagian penutup kanal ini telah hilang. Namun dia meyakini, kanal yang masih terpendam di bawah tanah lengkap dengan penutupnya.
Kanal tertutup ini, menurut Nugroho, berfungsi untuk mendistribusikan air bersih ke permukiman penduduk. Penutup pada bagian atas kanal untuk memastikan air yang disalurkan tidak terkena kotoran. Oleh sebab itu, kanal tersebut ditemukan di dasar sendang yang menjadi sumber mata air.
"Dari pengamatan kami, konstruksi ini memang pada masa lalu sengaja dipendam di bawah permukaan air. Untuk mengalirkan sumber ke arah dataran yang lebih rendah. Dengan di bawah air, bata menjadi lebih awet. Juga menjamin air bersih tidak kena kotoran," kata Nugroho kepada wartawan saat meninjau situs temuan warga di sendang Dusun Sumberbeji, Senin (1/7/2019).
Ia memperkirakan, kanal kuno ini dibangun pada masa Kerajaan Kediri atau Majapahit. Nugroho mengaku tidak bisa memastikan masa pembuatan kanal karena belum ada temuan lepas di lokasi situs.
"Masa Kediri lebih banyak membangun saluran air sampai masa majapahit juga ada. Seperti temuan di Trowulan, Pasuruan dan Ponorogo bentuknya sama," terangnya.
Bangunan kanal kuno ini, lanjut Nugroho, diperkirakan berkaitan dengan situs permukiman Majapahit yang ditemukan di Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek dan di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro. Kedua situs tersebut berjarak sekitar 4 Km di sebelah utara kanal kuno.
"Bisa jadi permukimannya di daerah Sugihwaras. Saluran air ini biasanya panjang sekali. Tapi itu perlu waktu untuk memastikannya karena areanya sangat luas," ungkapnya.
Penelitian terhadap dimensi situs kanal kuno, tambah Nugroho, akan dilakukan besok, Selasa (2/7). Pasalnya, saat ini bangunan purbakala itu masih tertutup air sendang.
"Besok kami lakukan pengurasan untuk mendata dimensinya. Mudah-mudahan pihak desa dan Pemkab Jombang mendukung kami dalam membantu sosialisasi agar tak dirusak warga," tandasnya.
Simak Juga 'Warga Trenggalek Temukan Benda Kuno Peninggalan Majapahit':
v
(fat/fat)