Kamis (20/6) pukul 21.00 WIB, massa menggelar aksi di depan Balai Kota Surabaya. Mereka yang kecewa akan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berharap bertemu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Ayo Bu Risma keluar gimana nasib anak-anak kami ini. Jangan hanya mengurusi taman saja. Tapi anak kami juga butuh kepastian. Mereka anak-anak cerdas tapi terancam harus sekolah swasta. Ayo keluar Bu Risma," kata salah satu pengunjuk rasa.
Pihak kepolisian yang mengetahui aksi tersebut kemudian memberikan penjelasan bahwa menggelar aksi di malam hari tidak diperbolehkan. Meski begitu, polisi kemudian memberikan batas toleransi waktu sampai pukul 22.00 WIB.
"Silahkan saya kasih waktu aspirasi sampai pukul 22.00 WIB. Saya yang bikin aturan. Di sini saya yang bertanggungjawab di sini. Kalau sampai pukul 22.00 tidak selesai (bubar) mohon maaf saya panggil pasukan ke sini," kata Kapolsek Genteng AKP Anggi Saputra.
Polisi menangkap satu orang dalam aksi ratusan wali murid di Balai Kota Surabaya. Pria itu ditangkap karena dianggap telah memprovokasi wali murid lain agar tidak mau mengisi pendataan para anak mereka yang benar-benar belum mendapat sekolah pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi.
Baca juga: Mendikbud Menjawab Kontroversi Sistem Zonasi |
PPDB dengan sistem zonasi menuai kontroversi sejak hari pertama dibuka pada Senin (17/6). Bahkan, Presiden Jokowi juga mengakui dan meminta sistem tersebut dievaluasi.
"Tanyakan kepada menteri pendidikan. Memang di lapangan banyak masalah yang perlu dievaluasi," kata Jokowi di GOR Tri Dharma, Gresik Jawa Timur, Kamis (20/6) siang.
Sebelum ke Gresik, Jokowi sempat diteriaki warga untuk menghapus sistem zonasi. Kejadian itu terjadi saat Jokowi menyempatkan menyapa warga usai menghadiri pernikahan putri Rais Am PB NU Kiai Miftachul Achyar di Jalan Kedung Tarukan, Surabaya.
Kejadian bermula saat Jokowi sudah memasuki mobil dan akan meninggalkan lokasi acara. Namun saat di tengah jalan Jokowi dipanggil puluhan warga setempat yang sekadar ingin memotretnya.
Tidak ingin mengecewakan warga, Jokowi kemudian turun dari mobilnya tepat di depan kerumunan warga yang memanggilnya. Jokowi melihat seorang nenek bernama Mbah Chotijah yang rupanya ingin menyapa Jokowi.
Saat Jokowi menyalami Mbah Chotijah, sejumlah emak-emak dari belakang meneriaki Jokowi agar segera menghapus sistem zonasi. Namun teriakan ibu-ibu itu tidak mendapat respon dari Jokowi. Karena ia tampak sibuk berbicara dengan Mbah Chotijah.
"Pak, hapus sistem zonasi, hapus sistem zonasi pak," teriak warga kepada Jokowi.
Sebelum terjadi aksi di Balai Kota pada malam hari, ratusan wali murid di Surabaya yang telah melakukan protes sistem zonasi di depan kantor Dinas Pendidikan. Para wali murid sempat menutup akses Jalan Raya Jagir yang berada tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan.
Massa juga membawa sejumlah spanduk yang meminta Jokowi untuk memecat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy. Massa terlihat lebih tenang saat ditemui Kepala Dinas Pendidikan M Ikhsan.
"Saya yang menjadi jaminannya ke pusat, akan saya sampaikan langsung ke pusat," kata Ikhsan kepada massa melalui pengeras suara di Kantor Dinas Pendidikan Surabaya.
Tak lama berselang, kericuhan nyaris terjadi. Dorong-dorongan tak terhindarkan hingga ada massa yang menarik-narik Ikhsan. Akhirnya, Ikhsan pun diamankan ke dalam kantor.
Blak-blakan Mendikbud: Menjawab Kontroversi Sistem Zonasi (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini