Pernyataan tersebut disampaikan Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Nanang Fendi. Pihaknya memastikan Endang Sukeni (59) meninggal karena sakit.
Nanang menjelaskan, guru BK itu meninggal karena penyakit dalam. Seperti dalam hasil autopsi Polda Jatim.
"Hasil autopsi, tidak ada tanda kekerasan,"kata Nanang.
Ketika disinggung soal adanya bekas cekikan di leher korban, Nanang membantahnya. Menurut Nanang, pihaknya tetap berpatokan pada hasil autopsi.
"Kalau sumber darah memang dari hidung, dan wajah membiru akibat dari penyakit yang diderita korban," imbuh Nanang.
Meski korban dinyatakan tewas akibat penyakit dalam, polisi belum menghentikan penyelidikan. Sebab hilangnya dompet dan HP korban belum berhasil diungkap.
"Untuk barang-barang korban yang hilang, kita masih menyelidikinya," ujarnya.
Sebelumnya tersiar kabar jika HP korban di-nonaktif-kan seseorang di Pasuruan. Mengenai gal itu, Nanang enggan berspekulasi.
"Kita tidak memiliki tim IT di sini. Jadi kita serahkan ke Polda soal itu. Yang jelas semua sudah dimintai keterangan. Termasuk As, suami siri korban. Kita sudah jemput di rumahnya,"pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, guru BK di SMA N 1 Leces, Endang Sukeni ditemukan tewas di kamar rumahnya dengan bekas cekikan dan darah keluar dari hidung. Atas kondisi tersebut, polisi sempat menduga Endang menjadi korban pembunuhan. Terlebih tas berisi uang dan ponsel milik korban hilang di rumah di Jalan Anggur RT 01 RW 01, Kelurahan/Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini