Endang merupakan guru BK di SMA N 1 Leces. Ia tinggal di Jalan Anggur RT 01 RW 01, Kelurahan/Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Mayat Endang pertama kali ditemukan di kamar rumahnya siang tadi oleh Tomi Ramadani (25) warga setempat. "Saat awal saya melihat, korban berdarah di hidung. Sedang wajahnya terdapat lebam," kata Tomi, Senin (17/6/2019).
Tomi menyampaikan, sebelumnya ia mendapat telepon dari Hendra (28), anak kedua korban. Pria yang bekerja di SMA N 1 Dringu itu menelepon dan meminta Tomi mencari ibunya.
Saat itulah Tomi mendatangi rumah korban. "Saya panggil-panggil ga ada jawaban. Saya lalu mengintip kamar Bu Endang. Di situ baru saya tahu dia meninggal," paparnya.
Terpisah, Hendra menyampaikan alasan mengapa ia akhirnya meminta Tomi untuk mengecek keadaan sang ibu. Menurutnya, sebelumnya ia mendapat telepon dari rekan kerja Endang di sekolah yang mengabarkan jika yang bersangkutan belum tiba di tempat kerja padahal sudah pukul 09.00 WIB.
"Saya di kantor. Makanya saya hubungi Tomi, melihat dan biar cari ibu di rumah," katanya.
Polisi menduga korban dibunuh. Sedang motif pembunuhan masih didalami.
"Sabar dulu. Kita masih dalami kasus ini," kata Kapolsek Wonoasih, Kompol Sukatno di lokasi kejadian.
Menurutnya, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, tas dan ponsel milik korban hilang. Untuk mendalami kasus tersebut, sejumlah orang termasuk kerabat korban dimintai keterangan.
"Ya tas berisi uang dan HP milik korban hilang. Ada tanda bekas cekikan memang. Tapi sekali lagi untuk mendalami apakah itu benar cekikan atau bukan, masih kita lakukan visum et repertum," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini