Para pendemo terdiri atas anggota purnawirawan yang tergabung dalam Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR), emak-emak, dan puluhan kelompok relawan. Aksi diawali dengan longmarch dari titik kumpul di bundaran DPRD Jember menuju Kantor KPU Jember.
Mereka dikawal ketat oleh ratusan petugas dari Polres Jember, menggunakan pengeras suara yang diletakkan dalam mobil bak terbuka, mereka meneriakkan kalimat orasi, bernada protes terhadap kinerja yang dilakukan KPU.
"Kenapa 628 Petugas KPPS meninggal seluruh Indonesia, kenapa tidak ada tim khusus yang mencari fakta? Ada apa kenapa? What's wrong? Ada yang salah kah? Kita ingin tahu. Jika sakit karena penyakit karena penyakit bawaan, ayo jelaskan dan terbuka kepada masyarakat. Jangan didiamkan pak! Sehingga muncul kecurigaan masing-masing, jangan-jangan diracun, jangan-jangan begini," kata Korlap Aksi Syafa Ismail, Senin (20/5/2019).
Menurut Syafa, sejumlah persoalan tersebut tidak jelas penyelesaiannya. Bahkan terkesan ditutup-tutupi.
"Terkesan seperti ada yang dtutup-tutupi. Sekitar 5.000 lebih petugas menjalani perawatan di rumah sakit yang tidak jelas bagimana nasibnya, kurangnya apresiasi dan rasa empati terhadap keluarga yang ditinggalkan, kami anggap sebagai ketidakbecusan dan kurang baiknya kinerja KPU," tegasnya.
Pengunjuk rasa juga mengingatkan agar KPU dalam bekerja didasari rasa takut kepada Tuhan. Karena dinilai banyak kecurangan, tetapi KPU dianggap bergeming dengan kondisi yang ada.
"Takutlah kepada Allah, setelah terbukti ternyata ada faktor penyebab yang membahayakan, wajib KPU dihukum. Tetapi kalau tidak (penyebab apapun, murni meninggal karena takdir) maka yang sudah meninggal wajib diberi penghargaan. Bahkan relawan kami siap untuk menyantuni, untuk keluarga yang ditinggalkan. Ini nyawa manusia pak. Melalui aksi damai ini kita ingin menyampaikan aspirasi kita," jelas Syafa.
Sementara itu pihaknya tidak ikut andil aksi 22 Mei di Jakarta. Mereka menyatakan tidak perlu ikut, dan cukup mendoakan dari Jember. "Kenapa tidak ke Jakarta kok hanya di Jember, karena Jember bagian dari Indonesia, dan cukup di Jember. Pasti sampai di Jakarta," katanya.
Aksi unras tersebut diketahui menutup akses jalan utama. Sehingga kendaraan yang akan melewati Jalan Kalimantan, harus melalui jalan di dalam Kampus Universitas Jember (Unej).
Simak Juga 'Respons KPU Disebut Langgar Tata Cara Input Data Situng':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini