Dari data yang diterima detikcom, Senin (13/5/2019), tercatat sebanyak 20 orang mengalami kekerasan, 92 orang meninggal, 435 orang sakit menjalani rawat inap, dan 1.704 orang sedang rawat jalan karena sakit.
Informasi mengenai hal itu dibenarkan oleh anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar. Namun Fritz belum mengetahui detail apakah petugas ini sakit dan meninggal saat pemilu saja atau termasuk juga saat kampanye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan aksi kekerasan yang dialami Panwaslu, Fritz mengatakan itu terjadi karena ada beberapa oknum yang tidak senang dengan petugas pengawas pemilu.
"Bisa saja ada orang yang nggak senang dengan pengawas pemilu, atau ada saat pengawas minta sesuatu tapi orang tersebut nggak mau, misalnya ada orang yang pakai baju peserta pemilu yang diminta menjauh, atau keluar tapi mungkin dia melakukan proses pemukulan, bisa itu terjadi," katanya.
Sebelumnya, Fritz menyebut ada 33 anggota pengawas pemilu meninggal saat bertugas. Dia mengatakan Bawaslu akan memberikan santunan kepada anggota panwas yang gugur saat bertugas.
"Terkait yang meninggal, kami dari Bawaslu akan memberikan santunan. Tapi mengenai jumlahnya kami belum bisa memastikan. Karena nanti akan masih kita diskusikan," tutur Fritz di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (23/4).
Berikut ini update data terbaru petugas Panwaslu yang mengalami sakit, tindak kekerasan, kecelakaan, dan meninggal dunia pada tingkat provinsi per 13 Mei 2019 pukul 09.00 WIB:
1. Kecelakaan 273 orang
2. Kekerasan-penganiayaan 20 orang
3. Luka berat-keguguran 24 orang
4. Meninggal dunia 92 orang
5. Sakit rawat inap 435 orang
6. Sakit rawat jalan 1.704 orang
Saksikan juga '92 Panwaslu Meninggal, Bawaslu: Mereka Pejuang Demokrasi':
(zap/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini