Sekitar pukul 07.30 WIB, tim Inafis Polres Blitar bersama tujuh petugas BPBD melalui perjalanan berat menuju lokasi mayat ditemukan. Jalan terjal berbatu, tak mampu ditembus mobil beroda 4x4 dengan lancar.
Akhirnya, perjalanan harus diteruskan dengan jalan kaki dari tempat parkir mobil ke lokasi. Jauhnya sekitar 5 km, dengan tingkat kemiringan sekitar 45 derajat.
"Sekitar pukul 11.30 WIB, kami berhasil capai lokasi. Dan mayat kami masukkan kantong jenazah, lalu kami buat tandu darurat pakai potongan bambu. Dibawa berjalan ke bawah, bergantian semua petugas yang di lokasi," cerita petugas BPBD Lukman kepada detikcom, Senin (6/5/2019).
Begitu sampai di mobil backbone polisi, mayat diletakkan di bagian belakang. Mobil pun langsung meluncur ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Tak ada satu pun kartu identitas yang ditemukan di dekat mayat lelaki itu. Namun dugaan polisi jika yang bersangkutan sedang menjalankan ritual tertentu menguat.
Posisi mayat ditemukan di dekat aliran sungai kecil. Sebuah pohon dengan diameter batang sekitar 10 cm, berdiri kokoh di belakangnya. Informasi warga sekitar, lokasi itu nyaris tak pernah dirambah warga. Namun kerap dipakai untuk ritual atau semedi beberapa paranormal.
"Berdasarkan informasi warga, indikasinya menguat ke situ. Karena baju yang dipakai ini identik dengan bajunya paranormal. Kemeja dan celana kain berwarna hitam," ujar Kapolsek Doko AKP Sunardi dikonfirmasi detikcom.
Adapun ciri-ciri fisik mayat lelaki itu diantaranya, umur diperkirakan di atas 50 tahun, tinggi badan sekitar 170 cm dan kulit sawo matang.
"Hasil pemeriksaan luar, mayat itu sudah lebih dari seminggu. Kami imbau kepada warga yang kehilangan anggota keluarganya segera melaporkan ke Polsek Doko," pungkas Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Sodik Effendi. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini