Relief di Perpustakaan Bung Karno 'Disemir Ulang' Jelang Ramadhan

Relief di Perpustakaan Bung Karno 'Disemir Ulang' Jelang Ramadhan

Erliana Riady - detikNews
Minggu, 05 Mei 2019 14:19 WIB
Relief Soekarno di perpustakaan nasional Bung Karno dirawat (Foto: Erliana Riady)
Blitar - Sudah hampir dua pekan ini Masroto berdiri di bawah terik sinar matahari. Lelaki asal Mojokerto itu mendapat pekerjaan merawat relief perunggu bergambar Presiden Soekarno di areal Perpustakaan Nasional Bung Karno di Kota Blitar itu.

Menjelang Ramadhan dan Lebaran, biasanya pengunjung destinasi sejarah di Kota Blitar ini akan memuncak. Sehingga kegiatan berbenah dan mempercantik penampilan bagian bangunan selalu dilakukan pihak pengelola.

Lelaki berusia 46 tahun ini membawa peralatan lengkap. Mulai gerinda, kompon beserta kompresor dan beberapa kuas cat tembok. Kaleng-kaleng bahan kimia tampak berdekatan dengan tempatnya bekerja.

Masroto diberi waktu dua bulan untuk mempercantik warna relief itu. Relief berbahan perunggu itu sepanjang 30 meter dengan lebar 8 meter . Relief itu menggambarkan perjuangan Sang Proklamator pra sampai pascakemerdekaan Indonesia.

Bersama seorang rekannya, Masroto sangat detail memulaskan kuas cat tembok ke beberapa bagian. Menyesuaikan tekstur relief, ukuran kuasnyapun menyesuaikan.

Yang menarik, ternyata bukan cat besi atau tiner yang dipulaskan ke permukaan perunggu. Melainkan semir sepatu !

"Iya pakai semir sepatu memang," katanya meyakinkan detikcom di sela melakukan pekerjaannya, Minggu (5/5/2019).

Melihat wajah detikcom yang penasaran, Masroto lalu menunjukkan kaleng semir sepatu dengan merek terkenal. Tanpa ragu, dilekatkan kuas cat di atas semir sepatu berwarna coklat itu. Lalu dipulaskan secara merata di permukaan perunggu.

"Relief ini kan dari perunggu. Jadi perawatan warnanya kalau sudah kusam ya memang hanya pakai semir sepatu. Tapi sebelumnya, kita pulas dulu seluruh permukaan perunggu itu memakai air keras," bebernya.


Foto: Erliana Riady


Jika kondisi masih pagi dan belum ada terik matahari, Masroto menggunakan kompresor dan kompon untuk membetulkan lekukan perunggu, supaya menyesuaikan bentuk aslinya. Namun jika cuaca panas dan terik menyengat, pekerjaan yang dilakukan terbantu dan cepat selesai.

"Yang warnanya makin eksotis gak hanya reliefnya Pak Karno. Tapi warna kulit saya juga makin legam," ujarnya sambil tertawa lebar.

Masroto mengaku sudah dua kali menerima pekerjaan merenovasi warna pada relief Soekarno itu. Tak hanya relief dinding yang harus dipercantik warnanya. Tiang-tiang yang berdiri gagah berdiri berjajar di sisi barat, juga menjadi tanggung jawab Masroto.

Di ujung tiang, ornamen cantik dengan motif bunga Mandalika juga berbahan perunggu. Bunga ini merupakan representasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.

"Untuk warna di ornamen tiang, prosesnya sama. Hanya saya butuh tangga crane saja untuk mengerjakannya," imbuhnya.

Untuk pekerjaan ini, Masroto memasang tarif sebesar Rp 300 ribu per meter. Dia mengaku, dalam setahun bisa mendapatkan sebanyak lima sampai enam proyek.

"Biasanya awal tahun, mau lebaran, mau Agustusan itu banyak pekerjaan datang. Seperti hari ini yang saya kerjakan. Alhamdulillah bisa buat Lebaran," pungkasnya tersenyum bahagia.

Perpustakaan Proklamator Bung Karno adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pembangunannya tidak terlepas dari Pemerintah Kota Blitar. Perpustakaan ini diresmikan pada 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati Sukarnoputri. Terletak strategis berada dalam satu kawasan dengan makam Proklamator Bung Karno di Jl. Kalasan No.1 Kota Blitar.

Perpustakan dan Museum Bung Karno buka dari Senin-Kamis mulai pukul 07.30-16.00 WIB, Jumat pukul 7.30-16.30 WIB, juga Sabtu dan Minggu pukul 08.00-16.00 WIB. (iwd/iwd)
Berita Terkait