Penangkapan ini dilakukan saat aksi Hari Buruh Sedunia di depan Gedung Grahadi, Rabu (1/5). Mereka dibawa ke Mapolrestabes Surabaya dan diinterogasi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, sebenarnya polisi hanya menginterogasi dua orang saja. Keduanya merupakan Ketua dan koordinator aksi.
Sementara tiga lainnya diketahui merupakan anggota yang hanya ikut-ikutan. Barung menambahkan dua orang yang diperiksa ini diperbolehkan pulang sekitar pukul 20.00 WIB. Keduanya yakni Arief Budiman dan Rizky Pratama Lianto Putra.
"Kita perbolehkan pulang mereka dengan wajib lapor. Dari lima, dua yang kita identifikasi, tiga ikut-ikutan," kata Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (2/5/2019).
Tak hanya itu, kepada polisi kelompok ini mengaku sebagai Front Mahasiswa Nasional (FMN). Namun, Barung mengatakan dalam identifikasi di lapangan, petugas menemukan ciri-ciri yang sama dengan kelompok Anarko. Seperti membawa bendera merah hitam dan menggunakan baju berwarna hitam.
Barung menyebut kelompok ini memang ditemukan di sejumlah negara. Dia mengatakan dalam beberapa berita, dia membaca ada kelompok serupa di Australia hingga Perancis.
"Ini juga ada di Australia, Perancis, Turki tadi pagi. Anarko ini kelompok yg tumbuh subur di semua negara, mereka menginginkan kebebasan penuh yang tak ada batasannya. Yang tidak ada hukum, mereka tidak taat aturan pemerintah. Dia alergi kepada pembatasan aturan," imbuhnya.
"Logonya huruf A besar kemudian ada lingkarannya. Lingkarannya ini warna putih. Benderanya bendera hitam merah. Ini adalah gerakan universal dengan memanfaatkan event internasional, misalnya hari keselamatan dunia," pungkas Barung.
Saksikan juga video 'Sejarah Perayaan May Day':
(sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini