Adrianus merupakan mantan anggota TNI berpangkat Prajurit dua (Prada), yang bertugas di Batalyon Infanteri 725/Woroagi (Yonif 725/WRG). Dia kemudian menjadi DPO TNI sejak 2018 lalu karena meninggalkan batalyon (disersi).
"Pelaku (Adrianus) bergabung pada kesatuan pada tahun 2011, namun sudah resmi dipecat (dari batalyon)," ujar Kasrem 143/Ho, Letkol Inf Arif Susanto saat dihubungi di Kendari, Selasa (30/4/2019) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adrianus Menculik Korbannya dengan Dijemput ke Sekolah dan Mengaku Paman
Dalam menjalankan aksinya, pria asal Ambon ini menjemput para calon korban saat pulang sekolah. Dia mencari anak yang pulang sekolah namun tidak dijemput orang tua. Dia lalu mengaku sebagai paman korban yang disuruh oleh orang tua korban untuk menjemput di sekolah.
"Jadi pelaku ini bertanya, 'siapa yang tidak dijemput orang tuanya?'. Kemudian dia bilang 'saya omnya, saya diperintahkan oleh ibu atau bapaknya untuk menjemput anak tersebut'," ujar Dandim 1417 Kendari, Letkol Fajar Lutfi Wijaya kepada detikcom di Kendari, Rabu (1/5).
Adrianus juga Menculik Anak yang Ditemui di Jalan
Selain menjemput korban ke sekolah, Adrianus juga menjalankan aksinya dengan menjemput langsung korbannya yang ditemui di jalanan. Dengan modus yang sama, anak-anak yang ditemuinya di jalan diminta ikut bersamanya dengan alasan telah diperintahkan orang tua korban.
"Ada juga yang diambil di jalan langsung dibawa," tutur Fajar.
Saat dibawa pergi oleh pelaku, korban pun tidak curiga bahkan tidak berteriak atau melakukan perlawanan.
"Namanya anak-anak, pas dibawa menggunakan sepeda motor ikut saja, mungkin dikira memang kerabatnya, anak-anak kan belum tahu," kata Fajar.
Tercatat Sudah Ada 6 Korban Penculikan dan Pencabulan Berusia 10-12 Tahun
Hingga saat ini diketahui ada 6 orang anak yang diculik dan dicabuli oleh Adrianus. Para anak tersebut berumur mulai dari 10 hingga 12 tahun.
"Untuk sementara korbannya hanya enam orang, masih tahap penyidikan lagi, kami belum tahu jika ada korban lain. Enam orang yang jadi korban bukan hanya masyarakat sipil, tapi ada juga ponakan dari anggota kami di TNI dan anak dari salah seorang anggota polisi jadi korban," ungkap Fajar.
Adrianus pun mengancam korbannya saat hendak beraksi. "Namanya diperkosa pasti diancam, pasti korbannya takut," kata Fajar.
Adrianus Meninggalkan Korbannya Begitu Saja Usai Dicabuli
Adrianus langsung menelantarkan korbannya begitu saja usai diculik dan dicabuli. Dia melakukan aksinya di beberapa tempat berbeda.
"(Korban) ditinggalkan begitu saja (usai dicabuli)," ungkap Fajar.
"Lokasinya ada yang di Hutan Nanga-Nanga, ada juga yang di tempat lain. Tapi yang di tempat lain ini masih dalam tahap penyidikan," ujarnya.
Saat Aksi Bejatnya Diketahui, Adrianus Lari ke Hutan
Tim gabungan TNI dan Polri di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menangkap pelaku penculikan dan pencabulan anak di bawah umur, Adrianus Pattian setelah melarikan diri selama 3 hari. Adrianus yang sempat lari ke hutan akhirnya ditangkap saat bersembunyi di kolong rumah warga.
Dandim 1417 Kendari, Letkol Fajar Lutfi Wijaya mengungkapkan pengejaran Adrianus oleh tim TNI-Polri dimulai sejak Senin (29/4) lalu usai aksi Adrianus yang menculik dan mencabuli bocah di bawah umur ketahuan. Saat itu Adrianus melarikan diri ke hutan Nanga-Nanga yang berada di pinggiran Kota Kendari.
"Informasi awalnya itu dari polisi, jika pelaku dilihat membawa salah seorang korban ke Hutan Nanga-Nanga. Infonya bukan dari warga, melainkan dari intel sehingga dilakukan pengejaran. Namun saat mengetahui dikejar oleh anggota, pelaku lari ke dalam hutan," ujar Fajar.
Setelah menghilang beberapa saat usai dikepung di Hutan Nanga-Nanga, jejak Adrianus kembali terendus oleh tim dari kepolisian pada Rabu (1/5). Personel gabungan TNI-Polri pun langsung mengepung wilayah Jati Raya, Wua-Wua, Kendari tempat Adrianus diketahui tengah bersembunyi.
"Semua jalan dan lorong di sekitar Jati Raya kami tutup dan kami berjaga, akhirnya pelaku berhasil kami amankan," ujarnya.
Adrianus diketahui tengah bersembunyi dengan cara bertiarap di kolong rumah warga. Dia sempat melawan saat hendak ditangkap yang mengakibatkan 1 personel TNI terluka.
"Seorang babinsa kami kena pukulan pada bagian mulut, karena Adrianus melawan," katanya.
Warga di sekitar lokasi yang mengetahui ada penangkapan Adrianus pun langsung meluapkan emosi. Ratusan warga langsung mengerumuni dan menghajar Adrianus. Mereka ada yang membawa kayu dan batu.
Adrianus pun sempat menjadi bulan-bulanan amukan warga. Sementara itu personel TNI dan Polri yang sempat kewalahan meredam emosi warga langsung membawa Adrianus ke mobil dan mengeluarkan tembakan peringatan untuk meredam aksi warga.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini