Suasana tempat pengungsian di Universitas Binawan, Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019) malam ini, dipenuhi oleh orang dewasa hingga anak-anak.
Mereka duduk di atas sajadah dalam Musala Al-Ishlah universitas itu. Ada juga yang lalu-lalang atau pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 250 orang di sini hanya sebagian dari 1.500 warga RW 07 Cililitan yang mengungsi karena banjir. Ini dijelaskan oleh Ketua Posko Warga RW 07, Yuzah Aftiar.
"Ini tiap tahun banjir," kata Yuzah Aftiar.
Warga yang terdampak banjir dijemput menggunakan perahu karet. Ada empat titik pengungsian, termasuk di sini, di Masjid Al-Bayan, Universitas Azzahra, dan posko di pinggir Jalan Raya Kalibata RT 02 RW 07. Selain itu, ada warga yang menginap di rumah saudara.
Bantuan-bantuan sudah datang, yakni dari PMI, Dinas Sosial DKI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bentuknya adalah makanan untuk pengungsi. Namun mereka masih perlu baju dan selimut.
"Yang paling dibutuhkan untuk sementara adalah makanan instan, mi instan, kue-kuelah, nasi boks," kata dia.
Kini mereka terus mempersiapkan kebutuhan para pengungsi. Mereka juga bersiap atas segala kemungkinan yang bisa terjadi. "Memang sih keadaan sudah surut. Tapi ini ada kemungkinan waspada lagi. Kemungkinan kita begadang lagi," kata Yuzah.
![]() |
Koordinator Lapangan Posko Pengungsian di Universitas Binawan ini, M Yoscesar, menyatakan para mahasiswa pencinta alam menyumbangkan tenaga untuk membantu korban banjir. Sejumlah mahasiswa juga jadi korban banjir.
"Kurang-lebih 20 orang mahasiswa yang terdampak banjir," kata Yoscesar. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini