"Kita masih belum tahu penyebab rasa gatal yang di alami warga saya. Apa dari air PDAM atau karena penyebab lain," kata Kepala Desa Karangrejo Suharno kepada detikcom di kantornya, Kamis (25/4/2019).
Rasa gatal yang dirasakan warga Desa Karangrejo sudah berlangsung selama dua pekan. Menanggapi hal itu, Suharno akan meminta pihak PDAM untuk melakukan pengecekan air yang mengalir dan digunakan warga. "Jumlah warga desa 4.000. Kalau jumlah pelanggan PDAM di desa saya ada 1.200 an KK. Mereka megeluh gatal-gatal," ungkap Suharno.
"Kita memang belum laporan secara resmi. Tapi secepatnya saya akan meminta PDAM untuk melakukan pengecekan air yang mengalir ke warga saya," ujarnya.
Sementara itu Camat Kawedanan Sandi Hayat mengaku belum menerima laporan terkait ribuan warganya yang mendapat teror gatal-gatal. "Saya belum menerima laporan terkait itu coba nanti saya klarifikasi staf saya," kata Sandi saat dihubungi detikcom.
Berbeda dengan camat setempat, Direktur Utama PDAM Magetan Welly Kristanto mengaku sudah mendengar kabar ribuan warga yang gatal-gatal setiap habis mandi menggunakan air PDAM. Menurutnya, PDAM akan segera melakukan penyelidikan.
"Kita akan segera kirimkan tim untuk meneliti air yang mengalir ke warga yang mengeluhkan gatal. Kita tahu informasi dari Facebook yang ditulis salah satu netizen," katanya.
Sebelumnya, ribuan warga Desa Karangrejo mengeluhkan gatal-gatal setiap habis mandi atau bersentuhan dengan air seperti wudhu dan cuci tangan. Bahkan menurut seorang warga, yang tidak menggunakan air PDAM pun merasakan hal yang sama.
"Heran juga ini yang merasakan gatal bukan yang gunakan air PDAM saja sepertinya tapi air sumur biasa juga," kata Endang (49) saat kumpul acara PKK di Kantor Desa Karangrejo. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini