Rekonstruksi digelar tim gabungan dari Polda Jatim, Polresta Kediri dan Polresta Blitar, Rabu (24/4). Polisi mendatangi lokasi pembunuhan Budi Hartanto (28) di Kediri. Yakni di sanggar tari milik korban mayat dalam koper, warung kopi atau tempat jualan nasi goreng milik pelaku Aris Sugianto (34).
Sanggar tari menjadi lokasi pertama reka ulang saat korban menerima telepon dari pelaku Aris. Setelah itu petugas gabungan mendatangi warung di pinggir Jalan Surya, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Bersama Aris, satu tersangka lainnya Azis Prakoso memperagakan sejumlah adegan di warung tersebut. Ada beberapa peragaan yang menjadi adegan kunci atau perhatian pihak kepolisian. Yakni ketika tersangka menunjukkan cara membunuh korban dan memutilasinya dengan cara menghilangkan bagian kepala.
"Ini merupakan cek ricek kesesuaian antara keterangan tersangka dengan bukti di TKP. Jadi kasusnya akan semakin gamblang," kata Kasubdit Jatanras Polda Jatim, AKBP Leo Sinambela kepada wartawan di lokasi.
Adegan yang terjadi di warung menggambarkan pertikaian pelaku dengan korban. Dari rekonstruksi ini terungkap bahwa mereka berulang kali membacok korban.
Mengenai hal itu Leonard mengatakan, awalnya tersangka mengaku hanya beberapa kali melakukan pembacokan terhadap korban. Namun, berdasarkan rekonstruksi tampak tersangka melakukan pembacokan berulang kali.
"Tadi ada adegan kunci, yaitu saat bagaimana tersangka melakukan pembacokan dan penyerangan terhadap korban ada yang perlu disesuaikan. Karena tersangka berulang kali melakukan penyerangan terhadap korban dengan dibacok dan dimutilasi," imbuh Leonard.
Rekonstruksi mayat dalam koper juga mengungkap hubungan sejenis antara korban dan Aris. Hubungan sejenis bersifat transaksional itulah yang memicu aksi pembunuhan terjadi.
![]() |
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan hal tersebut. Transaksional yang dimaksud adanya pemberian jasa dan imbalan pembayaran yang diberikan. Namun dalam kasus tewasnya Budi tidak ada pembayaran yang diterima korban usai bertransaksi.
"Jadi seperti ini, mereka ini ada hubungan dan sifatnya transaksional. Saya susah menjelaskan narasi yang bisa diterima publik. Yang jelas akibat kegiatan transaksional itu, Budi tidak mendapatkan uang sehingga terjadilah cekcok," jelas Barung.
Kemudian rekonstruksi juga menunjukkan bahwa tersangka membuang kepala korban di sungai Kecamatan Kras Kabupaten Kediri usai dimutilasi. Sedangkan badannya dibuang di bawah jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar.
Dari Kediri tim gabungan membawa Aris dan Azis ke Blitar tempat yang menjadi lokasi pembuangan mayat dalam koper atau bagian tubuh korban. Tanpa berlama-lama mereka kemudian memperagakan adegan. Aris dan Azis turun dari sepeda motor Scoopy milik korban di atas Jembatan Karanggondang. Kemudian melempar koper berisi jasad korban ke arah sungai.
Namun ternyata koper tersebut tidak dilempar dari atas jembatan. Melainkan di jalan setapak sisi selatan jembatan. Tadinya mereka ingin koper itu terlempar hingga masuk sungai. Namun karena koper yang besar dan berat berisi mayat, lemparan mereka hanya mendarat di semak-semak pinggir sungai.
Proses rekonstruksi kemudian lanjut ke rumah Aris di Desa Mangunan Udanawu Kabupaten Blitar. Tanpa ada Azis, Aris seorang diri memperagakan membakar baju serta barang-barang korban untuk menghilangkan barang bukti.
Usai membakar, ibu pelaku NG tampak berjalan dari arah belakang rumahnya. Lalu sang ibu bertanya pada Aris sedang membakar apa. Kepada NG Aris mengaku membakar bungkus plastik bekas dagangannya.
Selama reka ulang di Blitar, Aris tak pernah berhenti menangis. Mata pemuda Desa Mangunan itu terus menerus basah oleh air matanya.
"Sudah jangan menangis terus. Capek kamu nanti. Kuatin dulu," pungkas Leonard.
Saksikan juga video 'Pemutilasi Mayat Dalam Koper Menangis: Saya Menyesal':
(sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini