Tangis Anak SD Pecah Jelang Rekonstruksi Mayat Dalam Koper, Ada Apa?

Tangis Anak SD Pecah Jelang Rekonstruksi Mayat Dalam Koper, Ada Apa?

Erliana Riady - detikNews
Rabu, 24 Apr 2019 12:12 WIB
Jelang Rekonstruksi Diwarnai Tangis Anak SD/Foto: Erliana Riady
Blitar - Jelang rekonstruksi mayat dalam koper di jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, diwarnai tangis seorang anak SD. Bocah berusia 10 tahun terus menangis saat disapa polisi.

Usut punya usut, rupanya bocah tersebut membawa sepeda motor tanpa helm dan surat berkendara. Siang itu sekitar pukul 11.30 WIB, bocah tersebut melintas dan dihentikan polisi.

Tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, polisi lalu mengambil alih sepeda motornya. Dan seorang petugas mengantar sang bocah dengan mengendarai sepeda motor miliknya.

"Ini dalam pengamanan lokasi rekonstruksi, kami temukan anak di bawah umur mengendarai motor. Tanpa helm dan belajarnya otodidak. Makanya, kami antarkan ke orang tuanya," kata Kasatlantas Polresta Blitar AKP Bayu Halim Saputra kepada detikcom, Rabu (24/4/2019).


Bocah itu diketahui bernama Zia, masih duduk di kelas 5 SD. Rumah Zia sekitar 3 km dari lokasi jembatan Karanggondang. Begitu menemukan sang bocah melintas tanpa helm, polisi langsung menghentikannya.

Tangis sang bocah pun langsung pecah. Apalagi, polisi memintanya pindah tempat di jok belakang. Sementara, seorang polwan mengambil alih posisi kemudi di depan dan memboncengnya untuk pulang.

"Kami imbau, di manapun lokasinya, orang tua tetap mengawasi anak-anaknya dalam berkendara. Seperti ini kan membahayakan anaknya sendiri," pungkas kasat.


Dari pantauan detikcom, warga yang mengetahui anak tersebut dihentikan polisi karena membawa motor hanya senyum-senyum saja. Bagi sebagian warga, di sekitar lokasi banyak anak-anak membawa sepeda motor. "Warga sini sudah biasa melihat anak-anak sekolah bawa motor," jelas seorang pria yang enggan disebut namanya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.