Tak Bisa Nyoblos, Ratusan Mahasiswa Geruduk Balai Desa di Sleman

Tak Bisa Nyoblos, Ratusan Mahasiswa Geruduk Balai Desa di Sleman

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 17 Apr 2019 13:40 WIB
Mahasiswa mempertanyakan hak pilihnya. (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Sleman - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggeruduk Balai Desa Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY. Mereka protes karena tak bisa mencoblos.

Seperti Afrilita (23), mahasiswa Pascasarjana UGM asal Sumatera Barat ini turut mendatangi Balai Desa Caturtunggal. Ia ingin menanyakan hak pilihnya, karena meski memiliki A5 namun tetap ditolak di TPS-nya.

Sebenarnya Afrilita sudah ke TPS 142 Seturan pagi tadi. Lalu dia menyerahkan dokumen A5 dan e-KTP ke KPPS. Namun kedatangannya ditolak, petugas KPPS di TPS 142 beralasan kotak suara di TPS tersebut penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah ke TPS asli saya, TPS 142 di daerah Seturan, (Desa) Caturtunggal, terus saya datang ke sana jam 08.30 WIB," jelas Afrilita kepada detikcom di Balai Desa Caturtunggal, Rabu (17/4/2019).
Tak Bisa Nyoblos, Ratusan Mahasiswa Geruduk Balai Desa di SlemanMahasiswa mempertanyakan hak pilihnya. (Foto: Usman Hadi/detikcom)

"Sudah sampai sana (TPS 142) kata petugasnya 'sudah penuh untuk A5, coba cari TPS lain yang masih sisa'. Kemudian saya cari ke TPS yang dekat kos saya, ada TPS 134 Caturtunggal," lanjutnya.


Namun usaha Afrilita sia-sia, di TPS tersebut dirinya juga ditolak petugas KPPS. Alasannya surat suara di TPS tersebut terbatas dan kuota untuk A5 sudah penuh. Karena tak ada kejelasan ia datang ke Balai Desa Caturtunggal.

"Saya coba ke sini (Balai Desa Caturtunggal) dan hasilnya pihak desanya (bilang) coba tunggu lagi di TPS aslinya yang dibikin (yang tertera di A5). Padahal kan yang di TPS aslinya sudah jelas-jelas ditolak," tuturnya.

Afrilita kecewa dengan peristiwa yang dialaminya ini. Ia merasa dipersulit untuk menyalurkan hak suaranya. Pun ia juga merasa pemilih A5 seperti dirinya dianaktirikan KPU.

"Iya (saya) pemilih pemula. Ya jujur saya merasa kecewa, saya kan ngurus A5 sudah bulan Januari. Seharusnya surat suaranya harus sudah dipersiapkan untuk A5," ucapnya.

"Sedangkan untuk A5 ini dianggap sebagai sisa-sisa gitu, sisa-sisa yang sudah ada. Itu pun kalau misalkan (surat suara) sisa, kalau nggak sisa nggak bisa milih (golput)," sambungnya.


Tak Bisa Nyoblos, Ratusan Mahasiswa Geruduk Balai Desa di SlemanFormulir A5 yang mereka miliki (Foto: Usman Hadi/detikcom)

Selain Afrilita, mahasiswa yang mendatangi Balai Desa Caturtunggal yakni Dimas (24). Mahasiswa Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) asal NTB ini mengaku kecewa karena tak bisa mencoblos.

Hanya saja sejak awal Dimas tak memiliki dokumen A5 seperti Afrilita. Namun dirinya kukuh ingin mencoblos. Oleh karenanya dirinya mendatangi Balai Desa Caturtunggal untuk mencari kejelasan dari aparat.

"Saya termasuk yang nggak ngurus (A5). Kalau buat yang nggak ngurus (A5) juga banyak yang nggak dapat nomor TPS, dan ada yang sudah dapat nomor TPS (atau A5) tapi belum terdaftar juga," sebutnya. (ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads