Persoalan warga Sigandul kini memang mengantung begitu saja. Kampung yang terletak di di lereng sabuk pegunungan dieng diapit Gunung Prau dan Gunung Gondomayit ini secara resmi telah dihapus karena berada di kawasan rawan bencana longsor. Namun warga yang semula telah dipindahkan, kini kembali menempati lahan mereka yang lama di Sigandul.
Administrasi kependudukannya pun menjadi berubah. Semula mereka adalah warga Desa Mojotengah, Kecamatan Reban, sesuai yang tertera di KTP mereka hingga sekarang. Namun kini, meskipun menempati lokasi yang sama, mereka dimasukkan sebagai warga Dusun Bintoro Mulyo, Desa Prenten, Kecamatan Bawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sekitar 150 warga dewasa di kampung tersebut. Namun mereka memutuskan tidak akan menggunakan hak pilihnya jika TPS masih menginduk di Desa Prenten Kecamatan Bawang, yang cukup jauh dari lokasi tinggal mereka.
"Kita semalem musyawarah sepakat untuk tidak memilih jika tidak ada TPS di sini," kata Eko Fitriyanto saat dihubungi detikcom, Senin (16/4/2019).
"Dulu pemilihan gubernur dan bupati ada TPS disini, sekarang joq tidak ada. Jadi kita sepakat dari hasil musyawarah semalem kita gak akan milih bila di dusun sini tidak ada TPS," tambahnya.
Menanggapi sikap dari warga Dusun Sigandul, Wakil Bupati Batang, Suyono, mengatakan akan berusaha maksimal agar seluruh warganya menggunakan hak pilih. "Kalau soal pemilihan, usul saya ya pakai TPS jemput bola agar warga Sigandul bisa menggunakan hak pilihnya," kata Suyono.
TPS jemput bola ini, menurut Suyono, sangat efektif dan sesuai dengan permintaan warga agar ada TPS di dusun setempat. "Nanti akan kita masukan ke KPU soal ini," tambahnya.
Namun Ketua KPU Kabupaten Batang, Nur Tofan, bergeming. "TPS Sigandul menginduk di Bintoro Mulyo (Desa Prenten-Bawang), karena kependudukanya di situ dan kita masukan ke situ DPT-nya," kata Nur saat dihubungi. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini