Sudjilah (60) tetangga yang rumahnya di sebalah timur warung kopi itu mengaku mendengar beberapa kali teriakan minta tolong. Diduga teriakan itu adalah teriakan korban saat akan dibunuh, Selasa (2/4/2019) malam di warung kopi milik AS, pelaku pembunuhan honorer SD Banjar Melati.
"Saya dengar orang minta tolong, dari arah warung, saya lihat dari ruang tamu melalui jendela tapi gelap, cuman ada orang berlari keluar dari pintu," ucap Sudjilah, Sabtu (13/2/2019).
Dia mengaku saat itu tidak memiliki firasat buruk. Karena biasanya warung kopi yang jual mie dan nasi goreng itu selalu ramai di malam hari.
"Biasanya juga ramai kalau malam, makanya saya tidak memilki firasat buruk apapun malam itu, tidak menyangka ternyata jadi tempat pembunuhan," imbuh Sudjilah.
Pantauan detikcom, kini warung kopi ini menjadi jujugan warga untuk melihat langsung tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan mayat dalam koper itu. Warga berkerumun melihat warung yang telah diberi garis polisi sejak, Jumat (12/4/2019).
Sebelumnya, potongan kepala mayat dalam koper, Budi Hartanto (28), warga Tamanan, Kota Kediri dibuang di aliran Sungai Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Sementara koper hitam berisi tubuh korban ditemukan pencari rumput.
Simak Juga "Usai Ditemukan, Kepala Mayat dalam Koper Langsung Dimakamkan":
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini