Isu Pilpres Nongol Pasca Terkuaknya Amplop Cap Jempol

Round-Up

Isu Pilpres Nongol Pasca Terkuaknya Amplop Cap Jempol

Haris Fadhil, Indra Komara - detikNews
Rabu, 03 Apr 2019 08:17 WIB
KPK menyita duit Rp 8 miliar terkait operasi tangkap tangan (OTT) anggota DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso. Begini bentuknya. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Ampol 'serangan fajar' di kasus Bowo Sidik Pangarso berbuntut panjang. Kepastian adanya cap jempol di tumpukan ratusan amplop serangan fajar kini diseret ke isu pilpres.

Kabiro Humas KPK Febri Diansyah memastikan ada 'cap jempol' pada tumpukan amplop 'serangan fajar' Bowo Sidik. Namun KPK belum menjelaskan apa maksud 'cap jempol' pada amplop itu.

"Tidak ada nomor urut, yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut," ujar Febri di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



KPK enggan mengaitkan 'cap jempol' itu dengan salah satu pasangan calon pada Pemilu 2019. Sejauh ini KPK hanya menyampaikan simbol tersebut ada pada barang bukti berupa amplop yang disita.

"Tapi fakta hukumnya seperti yang saya jelaskan tadi, kami perlu tegaskan ini karena kita hanya bisa berpijak pada fakta hukum yang ada. Jadi KPK perlu meng-clear-kan ini kepada publik dari perkembangan proses pengecekan barang bukti yang dilakukan itulah fakta hukum yang ditemukan," kata Febri.

Febri juga menegaskan, amplop 'serangan fajar' Bowo Sidik diduga untuk kepentingan legislatif.

"Kalau dugaan keterkaitan dan dugaan penggunaannya amplop-amplop tersebut diduga akan digunakan untuk serangan fajar, untuk kepentingan pemilu legislatif khususnya pencalegan BSP (Bowo Sidik Pangarso) di Dapil 2 Jawa Tengah," kata Febri.


Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin sudah angkat bicara. TKN menegaskan cap jempol itu sama sekali tak memiliki kaitan dengan mereka.

Juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily menegaskan dirinya tidak mengerti bentuk cap jempol di amplop yang disita dari kasus Bowo Sidik Pangarso. Lagi pula, simbol Jokowi-Ma'ruf dikatakan Ace ialah 01.

"Karena kan kalau cap jempol dalam pengertian menunjukkan satu jari itu tidak, kita kan tidak memiliki simbol khusus terkait dengan cap jempol itu. Simbol yang kita punya sebetulnya adalah 01, bukan cap jempol," ucap Ace.

Sementara itu, timses Prabowo Subianto-Sandiaga meragukan cap jempol di amplop 'serangan fajar' hanya untuk pilpres. Sebab, simbol-simbol dalam pilpres kali ini tertanam di benak publik. Bahkan, simbol itu bisa jadi perkara andai ada aparatur sipil negara (ASN) yang memeragakannya untuk kepentingan foto.

"Publik pun tau bahwa simbol jempol itu bila dikaitkan dengan pilpres kita kali ini arahnya ya ke capres 01. Banyak pendukung 01 kalau foto sekarang ini kan selalu pakai simbol jempol ya. Sama dengan pendukung kami 02, sekarang ini kalau foto di mana-mana kan selalu pakai simbol 2 jari atau simbol 2 jari contreng akal sehat," kata juru bicara BPN, Jansen Sitindaon.

Senada dengan Jansen, Kooridinator Jubir BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak, justru mempertanyakan KPK yang baru sekarang membuka amplop 'serangan fajar'. Dia menyayangkan pimpinan KPK yang seolah menutupi fakta ada simbol pilpres kasus Bowo Sidik.

"Saya sayangkan sikap Bu Basaria Pandjaitan dan Pak Agus Rahardjo yang seolah ingin menutupi fakta ada simbol-simbol pilpres di 400 ribu amplop yang akan dibagi-bagikan oleh Politisi Golkar tersebut," jelas Dahnil saat dihubungi.


Saksikan juga video 'Cap Jempol di Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik dan Bantahan TKN':

[Gambas:Video 20detik]


Isu Pilpres Nongol Pasca Terkuaknya Amplop Cap Jempol




(idn/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads