"Saya sayangkan sikap Bu Basaria Pandjaitan dan Pak Agus Rahardjo yang seolah ingin menutupi fakta ada simbol-simbol Pilpres di 400 ribu amplop yang akan dibagi-bagikan oleh Politisi Golkar tersebut," ujar Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar, saat dihubungi, Selasa (2/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahnil menyayangkan KPK yang tidak membeberkan barang bukti pada saat jumpa pers pada Kamis (28/3). Dia melihat ada kejanggalan yang perlu dipertanyakan soal sikap KPK terkait kasus 'cap jempol' Bowo Sidik.
"Karena itu standar KPK ketika konpres terkait barang bukti, makanya, aneh bila Bu Basaria Panjaitan menolak membuka amplop tersebut, saya tidak tahu apa motif Bu Basaria menolak membuka, agaknya perlu dipertanyakan kepada beliau, karena sikap tersebut terang ganjil sekali. " kata Dahnil.
Sebelumnya diberitakan, KPK memastikan ada 'cap jempol' pada tumpukan amplop 'serangan fajar' Bowo Sidik Pangarso. Namun sejauh ini KPK memastikan amplop itu terkait pencalonan Bowo sebagai anggota legislatif.
"Tidak ada nomor urut, yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut. Memang ada stempel atau cap-cap tertentu pada amplop tersebut. Tapi sejauh ini fakta hukum yang ada itu masih terkait keperluan pemilu legislatif," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Menurut Febri, total ada 400 ribu amplop yang disimpan dalam 82 kardus dan 2 kontainer. Namun sejauh ini KPK baru membongkar tiga kardus, tetapi seluruh amplopnya terdapat 'cap jempol' yang dimaksud itu.
Saksikan juga video 'Cap Jempol di Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik dan Bantahan TKN':
(idn/abw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini