"Itulah menang atau sukses dalam pemilu. Tapi kalau itu tidak terjadi maka tidak ada yang menang dalam pemilu. Jika pun ada pemenang, kita katakan kalah kalau saling curiga masih berlanjut setelah pemilu usai," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2019).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi dengan media bertema 'Etika Politik dalam Pemilu' di Bandar Lampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah berkeliling hampir 500 kabupaten dan saya merasakan suasana panas itu," ungkapnya.
Karena itu Zulkifli merasakan kekhawatirannya terhadap suasana panas Pemilu ini. Kekhawatiran itu bukan pada jelang pemungutan suara 17 April 2019 melainkan sesudah pemungutan suara. Dia memperkirakan sampai pada pemungutan suara 17 April tidak akan terjadi apa-apa.
"Saya tidak khawatir hari ini sampai tanggal 17 April 2019. Tidak akan terjadi apa-apa. Tapi setelah pemungutan suara, saya khawatir," katanya.
"Kalau masing-masing pihak merasa menang, terus bagaimana? Apalagi dengan beda suara yang tipis?" imbuhnya.
Menurut Zulhasan, pemilihan presiden dilakukan setiap lima tahun. Tapi seringkali justru berkepanjangan.
"Pilpres ini setiap lima tahun, tapi kita tidak boleh berkepanjangan. Kalau sampai terjadi rusuh, kita mundur lagi. Kita jaga bersama rumah kita, negeri kita ini," ujar Zulhasan.
Karena itu dia mengimbau semua pihak untuk saling menghormati dan menghargai serta melaksanakan Pemilu dengan Luber Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil).
"Pemilu ini bukan perang. Sama sekali tidak. Kita menjalani demokrasi karena itu ada pemilu. Pak Jokowi dan Pak Prabowo adalah kader terbaik Indonesia. Pemilu ini tentang saudara kita juga," tandasnya.
Zulhasan menegaskan pemilu harus dilaksanakan secara Luber Jurdil. Jangan ada syak wasangka dan kecurigaan.
"Pemilu harus Luber Jurdil. Setelah itu kita jahit kembali merah putih agar kita kembali bersatu pasca pemilu yang panjang dan melelahkan serta mengaduk-aduk perasaan, persaudaraan, kebangsaan, persatuan. Setelah pemilu, kita satukan lagi," tegasnya.
Pada masa menjelang pemungutan suara 17 April 2019 ini Zulhasan mengajak media untuk tidak membuat suasana menjadi semakin panas melainkan menyejukkan dan meredakan ketegangan. Media sebagai pilar keempat demokrasi mempunyai peran sangat penting.
"Ayolah teman-teman media kita jaga rumah kita, negeri ini. Media mempunyai peran yang penting," ujarnya.
Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah juga meminta media untuk menyajikan informasi yang menyejukkan menjelang pemungutan suara 17 April 2019.
"Selain meliput kegiatan di parlemen, rekan-rekan media juga bisa menyajikan berita dan informasi yang menyejukkan," ujarnya.
Selain itu, Siti Fuziah juga mengharapkan media untuk mendorong masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan tidak Golput.
"Kami berharap teman-teman media juga ikut mendorong masyarakat agar tidak Golput dan datang ke TPS, " kata dia.
Diskusi tersebut menghadirkan narasumber anggota MPR Fraksi PKS Almuzammil Yusuf dan Ketua Fraksi PAN MPR Alimin Abdullah. Turut hadir pula Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Lampung Irwan Sihar Marpaung serta Kepala Bagian Pemberitaan MPR M Jaya.
Simak juga video Jelang Pemilu, KPK Ajak Masyarakat Pilih Calon yang Jujur:
(idr/idr)