Tusuk Penumpang TransJ, Sudirman Merasa Trauma dan Sering Ngamuk

Tusuk Penumpang TransJ, Sudirman Merasa Trauma dan Sering Ngamuk

Ibnu Hariyanto - detikNews
Kamis, 14 Mar 2019 17:52 WIB
Sudirman, pelaku penusukan di halte Transj. (dok. istimewa)
Jakarta - Sudirman (52), penusuk penumpang TransJakarta di Halte BKN, merasa trauma atas perlakuan orang lain yang menurutnya merendahkannya. Dia merasa tertekan sehingga sering mengamuk.

"Saya mengamuk di masjid, saya tidur di masjid, saya berpikir," kata Sudirman di Polsek Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (14/3/2019).

Perasaan itu sudah lama dia rasakan. Dia mengaku sudah berusaha menghilangkan pikiran-pikiran itu dari dalam dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya selalu berusaha buang, melawan, mengendalikan. Kadang-kadang betul-betul pun saya tidak bisa buang (pikiran tersebut)," sambungnya.

Sudirman mengaku sebelumnya pernah mengamuk karena tertekan.

"Kadang-kadang dulu kalau diam saya ambil benda-benda lain, misal pohon, saya ambil, saya banting sampai saya hancur-hancurkan itu," tuturnya.
Sudirman naik bus non-BRT dari Bogor ke Jakarta. Sepanjang jalan, dia memikirkan perlakuan orang-orang di masa lalu yang membuatnya trauma.

"Ini nggak bisa saya tahan, ini puncaknya. Mungkin ini cara yang saya lakukan, kan saya berpikir sepanjang jalan dari Bogor juga sebelum saya melakukan, saya bicara hati ke hati--kalau muslim itu 'tafakur'--apa kira-kira saya lakukan ini supaya orang berhenti begitu sama saya, karena orang kasih begitu sama saya," tuturnya.

"Tapi sekarang saya nggak bisa, karena sudah berhenti juga. Jadi saya bilang ini harus saya kasih pelajaran sedikit," sambungnya.

Penusukan terjadi di Halte BKN, Cililitan, Jakarta Timur, pada pukul 11.30 WIB. Saat itu, Sudirman duduk berdampingan dengan korban, Eric, yang mengangkat kakinya.

Sudirman merasa posisi duduk Eric itu menghina dirinya. Dia lalu mengeluarkan badik dari pinggang dan menusukkannya ke Eric.

"Saya belum puas selama itu masih ada begitu di luar, saya tidak akan berhenti. Jadi saya sampaikan tolong jangan perlakukan saya seperti di bawahnya binatang, kalau perlakukan saya seperti binatang nggak apa-apa, karena binatang masih ada harganya, tapi kalau di bawah binatang jangan kasih saya begitu, jadi mohon maaf," tandasnya.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads