"Di sini ini adalah thoriqoh, ada santri yang bermukim (mondok), ada juga jemaah yang datang untuk ikut program triwulanan. Di mulai pada bulan Rajab sampai Ramadan nanti," kata Gus Romli di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).
Menurutnya, jemaah yang jumlahnya ratusan orang itu datang dari berbagai daerah termasuk luar Jawa. Mereka merupakan pengikut Thoriqoh Akmaliyah yang sudah berjalan selama tiga tahun.
"Setelah itu, mereka akan kembali ke rumah masing-masing. Tujuannya ke sini, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT," imbuhnya.
Romli juga membantah telah mengeluarkan fatwa soal kiamat sudah dekat. Menurutnya ia hanya menyampaikan 10 tanda kiamat yang sudah tertulis dalam Alquran serta Hadist dan banyak disampaikan oleh para ulama.
"Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan dalam Alquran dan Hadist, begitu juga dengan tanda-tandanya. Nah, para jemaah di sini, ingin bersama mursyidnya ketika tanda-tanda itu akan terjadi," ujar Romli.
Tercatat ada sebanyak 573 santri dan jemaah yang berada di Ponpos. Termasuk mereka yang berasal dari Ponorogo. Para jemaah itu membawa serta anggota keluarga mereka.
Sebelumnya diberitakan bahwa 52 warga Ponorogo hijrah ke Malang karena tersihir isu kiamat. Mereka rela menjual harta benda demi bisa berlindung di Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin itu. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini