Jejak Khotimun yang Sihir Warga Ponorogo dengan Fatwa Thoriqoh Musa

Jejak Khotimun yang Sihir Warga Ponorogo dengan Fatwa Thoriqoh Musa

Charolin Pebrianti - detikNews
Kamis, 14 Mar 2019 14:34 WIB
Rumah Khotimun di Ponorogo/Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo - Khotimun (sebelumnya disebut Katimun) terindikasi sebagai jemaah Thoriqoh Musa atas beberapa bukti yang ditemukan seperti tulisan 'MUSA AS' pada sebuah poster di musala miliknya. Ia diduga menyihir 52 warga dengan beberapa fatwa salah satunya kiamat sudah dekat sehingga hijrah ke Malang.

Sebelumnya, Khotimun dikabarkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadin selama puluhan tahun. Ponpes tersebut berada di Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.

Pada 2008, pria berusia 48 tahun itu memilih pulang ke kampung halaman di Dusun Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo. Di sana, dia mengajarkan ilmu agama pada masyarakat.

"Masyarakat yang ikut dalam pengajian ini melakukan ibadah sama dengan umat Islam lainnya," kata Kades Watubonang, Bowo Susetyo, Kamis (14/3/2019).


Bowo menambahkan, di tempat Khotimun juga berdiri musala dan gazebo yang digunakan warga sekitar untuk mengaji. Bahkan muridnya juga ada yang datang dari luar kecamatan.

Menurut Bowo, sebelum 52 warga Ponorogo hijrah ke Malang pada bulan lalu, Khotimun sudah lebih dulu meninggalkan rumah. Khotimun pergi ke Malang bersama istri dan 2 anak laki-lakinya.

Sejak kepindahan Khotimun ke Malang, kegiatan pengajian berhenti total. Suasana sekitar rumahnya jadi sepi tanpa ada jemaah yang datang.

Bowo melanjutkan, puluhan warganya yang hijrah ke Malang karena ingin mengikuti jejak Khotimun. Mereka pergi secara bertahap. Rombongan yang terakhir pergi pada 7 Februari lalu. Mereka beralasan ingin memperdalam ilmu agama di pondok pesantren di Malang.


Dari 16 keluarga yang ikut hijrah, empat di antaranya menjual rumah mereka. Sedangkan keluarga lainnya menjual harta benda seperti sepeda motor, ternak hingga perabotan rumah tangga.

"Uangnya untuk bekal hidup di Malang," lanjutnya.

Sementara itu, warga yang rumahnya berada persis di samping musala Khotimun, Ruminah (35) mengaku tidak tahu ketika ditanya mengenai kegiatan pengajian yang sering digelar di situ. "Saya nggak tahu, nggak pernah ikut pengajian di situ. Sibuk ngurusi anak saya," kata Ruminah.


Kemudian warga lainnya Maskur (40) juga tidak mengetahui Khotimun dan tetangga lainnya yang pergi ke Malang. "Saya nggak tahu mereka pergi ke Malang," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, 52 warga Ponorogo berpindah ke Malang setelah mendapatkan pemahaman mengenai isu kiamat dari Khotimun. Ia diduga jemaah Thoriqoh Musa yang menyuruh warga menjual aset berharga dan berlindung di sebuah pesantren di Kabupaten Malang. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.