Kesepuluh pelajar itu tercatat sebagai siswa di SDN 2 Watubonang. Mereka telah absen sejak seminggu terakhir. Hingga saat ini pihak sekolah belum mengetahui alasan kesepuluh siswanya absen.
"Orang tua siswa pun tidak melakukan pemberitahuan. Jadi kami tidak tahu alasan siswa kami tidak masuk," kata guru SDN 2 Watubonang, Taman saat ditemui di kantornya, Jalan Banyutowo, Kamis (14/3/2019).
Taman menambahkan, pihak sekolah juga menyayangkan hijrahnya puluhan warga Watubonang ke Malang. Terlebih, tiga dari 10 siswa yang ikut pindah merupakan siswa kelas VI yang akan menghadapi UN.
Tidak hanya khawatir tertinggal materi belajar, mereka juga dikhawatirkan tidak bisa mengikuti UN jika tidak segera kembali sebelum 22 April mendatang.
"Padahal minggu depan sudah mulai ujian, ujian sekolah, ujian praktik, khawatir mereka tidak bisa masuk saat UN berlangsung," imbuhnya.
Baca juga: Heboh Doktrin Kiamat Sudah Dekat |
Menurut Taman, pihak sekolah juga sudah menanyakan masalah tersebut kepada perangkat desa. Namun pihak perangkat desa tidak bisa memberikan klarifikasi apapun terlebih, puluhan warga tersebut pindah secara diam-diam tanpa mengurus administrasi ke kantor desa setempat.
Taman pun berharap siswanya dapat kembali belajar ke sekolah mengingat waktu ujian semakin dekat. "Jika mereka pulang dan masuk sekolah dalam waktu dekat maka bisa diikutkan ujian selama batas waktu pelaksanaan ujian belum terlambat," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, 52 warga Ponorogo berpindah ke Malang setelah mendapatkan pemahaman mengenai isu kiamat, perang dan kemarau panjang yang akan melanda. Mereka rela menjual aset berharga demi berlindung di sebuah pesantren di Kabupaten Malang.
Saksikan juga video 'Warga Ponorogo Eksodus ke Malang Gegara Doktrin Kiamat Sudah Dekat':
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini