Kasus bermula saat massa dari mahasiswa dan warga melakukan aksi di kantor Gubernur Sultra, Kendari, pada Rabu (6/3). Saat itu massa aksi menuntut Ali Mazi membekukan 15 IUP yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan, Sultra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi mahasiswa berlanjut hingga Senin (11/3) di Mapolda Sultra. Mahasiswa menuntut Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto mencopot Kapolres Kota Kendari AKBP Jemy Junaidi dari jabatannya terkait bentrok yang terjadi pada Rabu (6/3). Kepada Ali Mazi, massa juga menuntut agar Kepala Satpol PP Sultra Eman Jaya dicopot dari jabatannya.
Dua tuntutan mahasiswa kepada Ali Mazi dijawab hari ini. Ali Mazi memerintahkan pembekuan 15 IUP di Kabupaten Konawe Kepulauan.
"Masalah tambang itu kan ada 18 IUP, tapi 3 sudah game over (selesai), 15 masih aktif. Saya sudah perintahkan untuk dibekukan sementara," kata Ali Mazi kepada wartawan di kediamannya, Senin (11/3) malam.
Ali Mazi mengungkapkan pihaknya masih perlu melakukan rapat dengan semua pihak terkait, termasuk dengan pemerintah pusat, untuk membekukan secara permanen 15 IUP tersebut.
"15 pemegang IUP ini ada orangnya, kita akan panggil semuanya. Kita urut satu-satu kenapa bisa keluar izinnya karena saat itu bukan zaman saya jadi gubernur," katanya.
Dia pun berjanji dalam waktu dekat akan segera menyelesaikan pembekuan secara permanen 15 IUP di Kabupaten Konawe Kepulauan yang menjadi tuntutan warga dan mahasiswa.
Ali Mazi juga mengamini tuntutan mahasiswa agar Kepala Satpol PP Sultra Eman Jaya dicopot terkait kekerasan oknum Satpol PP kepada peserta aksi. Ali Mazi langsung meneken surat pemberhentian Eman dan menunjuk pelaksana tugas.
"Tuntutan mencopot Kasatpol PP saya amini. Tadi sekitar pukul 19.00 Wita sudah saya tanda tangani surat pelaksana tugas harian," ujarnya.
Dikatakan Ali Mazi, tuntutan mahasiswa ini langsung diamini karena pihaknya tidak ingin aksi massa berakhir ricuh di Kendari terus berlanjut.
"Saya juga tidak ingin anak-anak saya tersakiti oleh bawahan saya," tuturnya.
Politikus NasDem itu mengimbau kepada seluruh mahasiswa tetap menjaga situasi kondusif dan tidak berbuat keributan lagi.
"Saya imbau anak-anak saya, marilah kita jaga keharmonisan kita, kita tidak bisa bangun daerah kita dengan suasana keributan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan bangun daerah kita," imbuhnya. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini